Anggota BRICS Kena Tambahan 10 Persen Impor AS, RI Terima Konsekuensi

- Indonesia kena tarif tambahan 10 persen oleh AS, termasuk dalam anggota BRICS
- Istana bantah adanya deadlock dalam negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat
- Prabowo belum diagendakan bertemu dengan Donald Trump menurut Prasetyo
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menetapkan tarif impor negaranya terhadap produk Indonesia yang saat ini mencapai 32 persen. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengatakan proses negosiasi masih terbuka hingga 1 Agustus 2025.
"Berdasarkan apa yang disampaikan presiden Trump, di situ kan memberi tenggat waktu sampai 1 Agustus. Di jeda waktu ini, tadi malam kami berkoordinasi juga dengan Menko Ekonomi untuk kemudian melanjutkan kembali proses negosiasi," ujar Prasetyo di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (9/7/2025).
1. Indonesia kena tarif tambahan 10 persen?

Terbaru, Presiden Donald Trump juga menetapkan tarif tambahan 10 persen bagi negara yang tergabung dalam anggota BRICS, termasuk Indonesia. Prasetyo mengatakan, hal itu sudah menjadi konsekuensi Indonesia.
"Di situ kan dibuka beberapa ruang juga, kalau kaitannya dengan rencana pengenaan kembali tarif 10 persen bagi anggota BRICS, kami merasa itu bagian dari keputusan kita kalau kita bergabung dengan BRICS yang kemudian itu ada konsekuensi, mau tidak mau harus kita hadapi," ujarnya.
2. Istana bantah ada deadlock dalam negosiasi

Dalam kesempatan itu, Prasetyo membantah ada deadlock dalam proses negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat.
"Ya bukan deadlock, yang namanya bernegosiasi kan saling memberikan tawaran. Dari Pemerintah Indonesia juga sudah memberikan tawaran kan, kalau kemudian itu memang dirasa per hari ini belum diterima oleh Pemerintah Amerika, ya kita coba lagi lakukan negosiasi ulang," ucap dia.
Menurutnya, Pemerintah Amerika Serikat juga sudah mempertimbangkan tawaran Indonesia dalam proses negosiasi. Namun, Prasetyo tak menjelaskan apa saja tawaran Indonesia kepada AS.
"Sebenarnya kalau kita merasa apa yang kita tawarkan kepada pemerintah Amerika Sudah cukup menjawab apa yang selama ini 'menjadi catatan dari pihak AS', kan begitu," ujar dia.
3. Prabowo belum diagendakan bertemu dengan Donald Trump

Sementara, Prasetyo menyampaikan, Presiden Prabowo juga belum diagendakan untuk bertemu dengan Donald Trump.
"Belum diagendakan," imbuhnya.