Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa itu Tarif Resiprokal AS yang Diterapkan Trump ke 185 Negara?

Infografis Daftar Tarif resiprokal Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump (IDN Times/Aditya Pratama)
Infografis Daftar Tarif resiprokal Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tariff dalam pidatonya di White House Rose Garden pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat. Sebanyak 185 negara akan dikenakan tarif resiprokal baru tersebut.

Kebijakan ini menetapkan bahwa seluruh impor akan dikenakan tarif setidaknya 10 persen hingga 47 persen ke depannya. Sementara negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan dikenakan tarif lebih besar.

Lantas, apakah itu tarif resiprokal?

1. Apa itu tarif resiprokal?

ilustrasi ekspor impor (Pexels.com)
ilustrasi ekspor impor (Pexels.com)

Sebelum membedah konsep tarif resiprokal, marilah kita mengetahui apa itu tarif dalam konteks perdagangan internasional. Tarif adalah pajak perbatasan yang dikenakan atas impor barang dari negara asing. Importir membayarnya saat masuk ke kantor bea cukai negara atau blok yang memungutnya.

Dilansir dari The Guardian, pajak biasanya dikenakan sebagai persentase dari nilai produk. Misalnya, tarif sebesar 10 persen untuk produk seharga 100 poundsterling. Maka saat produk tersebut dibawa ke negara tersebut, akan dikenakan biaya sebesar 10 pound.

Selain barang jadi, tarif juga dikenakan pada komponen dan bahan mentah, sehingga meningkatkan biaya bagi produsen secara signifikan; terutama di dunia dengan rantai pasokan yang kompleks di mana batas negara dilintasi berkali-kali.

Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional, suku cadang seperti mesin, transmisi, dan komponen mobil lainnya dapat melintasi perbatasan AS-Kanada dan AS-Meksiko hingga tujuh atau delapan kali.

Tarif resiprokal

Dilansir dari situs resmi pemerintah Amerika Serikat, tarif resiprokal merupakan istilah dalam bidang ekonomi yang merujuk pada tarif atau harga yang saling menguntungkan dan setara antara dua pihak yang melakukan transaksi. Dalam hal ini, dapat digunakan dalam konteks perdagangan internasional atau hubungan ekonomi antara dua negara.

Dilansir CBS News, tarif resiprokal atau timbal balik yang sesungguhnya akan mengenakan pajak yang sama pada impor AS seperti yang dikenakan negara lain pada ekspor Amerika berdasarkan produk per produk. Misalnya, jika suatu negara mengenakan pungutan sebesar 6 persen pada sepatu buatan Amerika, Trump akan mengenakan pajak pada alas kaki negara tersebut dengan tarif yang sama.

Saat ini, AS dan mitra dagangnya saling mengenakan pungutan yang berbeda pada produk yang sama. Jerman, misalnya, mengenakan tarif yang lebih tinggi pada kendaraan yang dibuat di AS daripada yang dikenakan Washington, DC, untuk impor kendaraan Jerman.

2. Tarif resiprokal biasa digunakan dalam perdagangan internasional dan perjanjian bilateral

Ilustrasi eskpor impor/pixabay.com/distel2610
Ilustrasi eskpor impor/pixabay.com/distel2610

Tarif resiprokal seringkali terkait dengan kesepakatan antara dua negara di mana kedua pihak sepakat untuk mengenakan tarif yang sama terhadap produk atau layanan yang diperdagangkan antara mereka.

Konsep tarif resiprokal sering digunakan dalam konteks perjanjian bilateral antara negara, di mana mereka sepakat untuk tidak memberlakukan tarif yang sangat tinggi terhadap barang yang diperdagangkan satu sama lain, dengan tujuan mendorong perdagangan yang lebih terbuka dan saling menguntungkan.

Misalnya, jika dua negara sepakat untuk memberlakukan tarif yang sama (atau serupa) pada produk ekspor dan impor mereka, ini dapat disebut sebagai tarif resiprokal. Dengan kata lain, kedua pihak memberikan perlakuan yang setara terhadap produk satu sama lain, yang mendorong hubungan perdagangan yang lebih harmonis.

3. Strategi Trump

Presiden AS Donald Trump. (X/@WhiteHouse)
Presiden AS Donald Trump. (X/@WhiteHouse)

Dilansir The Guardian, AS adalah importir barang terbesar di dunia dengan angka pembelian produk senilai 3 triliun dolar pada 2023. Negara ini juga memiliki defisit perdagangan barang terbesar, dengan impor melebihi ekspor yakni senilai 1 triliun dolar.

Trump telah lama mengeluhkan defisit tersebut mencerminkan praktik “tidak adil” dari mitra dagang AS. Dia melihat itu sebagai tanda kelemahan ekonomi AS setelah puluhan tahun produksi pabrik dipindahkan ke luar negeri. Ia telah menggunakannya sebagai alat negosiasi untuk mendapatkan konsesi dari mitra dagang AS.

Trump juga mempertimbangkan potensi tarif pendapatan yang dapat dinaikkan untuk anggaran federal, yang penting untuk mengimbangi dampak usulan pemotongan pajaknya. Namun, tidak mungkin keduanya dilakukan. Untuk menaikkan pendapatan secara andal, tarif harus bersifat permanen, bukan digunakan sebagai alat tawar-menawar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Jumawan Syahrudin
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us