APBN-Setoran Pajak Anjlok, Airlangga Siapkan Program Stimulus

- Kementerian Keuangan mencatat APBN 2025 mengalami defisit Rp31,2 triliun atau 0,13% terhadap PDB pada Februari 2025.
- Penerimaan pajak Februari 2025 anjlok 30%, namun Menteri Airlangga optimis ada perbaikan dengan program stimulus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
- Program stimulus meliputi belanja online, THR dan BHR, diskon tiket pesawat, dan optimisme pemerintah capai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mengalami defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Februari 2025. Kemudian penerimaan pajak per Februari 2025 juga anjlok 30 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengaku optimis ada perbaikan. Sebab, kinerja keuangan tersebut masih berjalan 2 bulan pada tahun 2025.
"Kalau APBN kan udah dijelaskan sama Bu Menkeu, ini kan baru perkembangan dua bulan," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/3/2025).
1. Pemerintah siapkan program stimulus

Airlangga mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan berbagai program stimulus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga tingkat konsumsi bisa meningkat.
"Nanti kita akan lihat juga program yang akan diluncurkan dalam tahapan Lebaran ini, mudah-mudahan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat dan mendorong konsumsi kemudian juga kita berharap ekspor berjalan," ucap dia.
2. Apa saja program yang bisa mendongkrak?

Dalam kesempatan itu, Airlangga membeberkan program stimulus yang diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Besok kita luncurkan di ritel, belanja online juga, tentu dengan keluarnya THR dan BHR, diharapkan daya beli bisa terdongkrak, apalagi tiket pesawat juga turun 13-14 persen dan jalan tol juga diskon di hari tertentu bisa sampai 10 persen," kata dia.
3. Optimistis pertumbuhan ekonomi bisa 8 persen

Airlangga mengatakan, pemerintah tetap optimistis target pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa tercapai.
"Masih dalam range, masih optimis, defisit juga kan masih 3 persen dan juga ratio utang di bawah 40 persen. Negara lain malah banyak yang lebih tinggi, Singapura saja 170 persen, Jepang juga tinggi," ujar Airlangga.