Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aturan Ketat COVID-19 Diterapkan Lagi, UMKM di Korsel Demo

Presiden Republik Korea Selatan, Moon Jae-in (Twitter.com/TheBlueHouseENG)

Jakarta, IDN Times – Sekitar 300 pemilik usaha kecil Korea Selatan menggelar aksi protes di Seoul pada Rabu (22/12/2021) karena regulator negara itu kembali menerapkan aturan jarak sosial yang ketat.

Para pelaku usaha mendesak pemerintah untuk memberikan kompensasi kepada mereka atas kerugian finansial yang mereka alami serta pemerintah membatalkan kebijakan surat izin vaksin.

Korea Selatan memberlakukan kembali pembatasan ketat minggu ini setelah melonggarkannya pada November. Hal ini dilakukan karena infeksi baru dan kasus serius terus meningkat, meskipun tingkat vaksinasi negara itu telah mencapai lebih dari 92 persen.

1. Aturan ketat berlaku hingga 2 Januari

Presiden Republik Korea Selatan, Moon Jae-in (Twitter.com/TheBlueHouseENG)

Langkah-langkah tersebut, yang berlaku hingga 2 Januari, termasuk memberlakukan jam malam untuk makan di luar hingga pukul 9 malam. Selain itu, pemerintah juga memberlakukan larangan pertemuan lebih dari empat orang, dan orang-orang yang mengadakan pertemuan harus sudah divaksinasi sepenuhnya.

Orang yang tidak divaksinasi hanya bisa makan di luar sendiri, atau harus memilih opsi bawa pulang atau pesan antar.

2. Dukungan keuangan pemerintah

Presiden Republik Korea Selatan, Moon Jae-in (Twitter.com/TheBlueHouseENG)

Pembatasan yang diberlakukan kembali itu telah memicu reaksi penolakan dari banyak pemilik usaha kecil yang takut akan mengalami bencana ekonomi, karena mereka sudah bergulat dengan kerugian dan utang yang semakin membengkak.

Selama ini pemerintah telah menawarkan beberapa dukungan keuangan dan meluncurkan paket pendanaan baru minggu lalu, termasuk paket pendanaan 1 juta won untuk masing-masing sekitar 3,2 juta bisnis yang mengalami penurunan pendapatan.

Namun, para pengunjuk rasa mengatakan bantuan satu kali seperti itu jauh dari menutupi kerugian mereka.

“Kami telah mengikuti aturan selama dua tahun terakhir karena pemerintah menjanjikan kompensasi, tetapi mereka tidak menepati janji,” kata Yoon Sun-a, yang menjalankan empat restoran di Seoul.

Akibat aturan ketat ini sudah banyak bisnis di Korea Selatan tutup dan bangkrut.

3. Unjuk rasa berlangsung damai

Presiden Republik Korea Selatan, Moon Jae-in (Twitter.com/TheBlueHouseENG)

Presiden Moon Jae-in telah meminta maaf karena memberlakukan kembali pembatasan dan gagal membendung penyebaran virus atau menyediakan tempat tidur rumah sakit yang cukup.

Unjuk rasa itu sendiri berlangsung cukup damai karena penyelenggara telah berupaya membatasi pengunjuk rasa hingga 299 orang akibat ada pembatasan yang diperketat. Hanya ada beberapa orang terlihat bentrok singkat dengan polisi ketika mereka mencoba untuk bergabung di kerumunan.

Korea Selatan melaporkan 7.456 kasus COVID-19 pada Selasa, seminggu setelah memposting rekor jumlah harian 7.850. Itu menjadikan total infeksi di negara itu sebanyak 583.065 kasus, termasuk 234 kasus varian Omicron yang sangat menular. Ada 4.906 kematian dilaporkan hingga Rabu.

Sementara itu jumlah kasus serius telah mencapai 1.063, rekor tertinggi baru, dengan hampir 86 persen tempat tidur unit perawatan intensif telah ditempati di wilayah Seoul yang lebih luas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rehia Sebayang
Hana Adi Perdana
Rehia Sebayang
EditorRehia Sebayang
Follow Us