Kembangkan Bisnis, 3 UMKM di Makassar Ini Pilih Pakai Tokopedia

Ketiganya merasa terbantukan dengan adanya Tokopedia

Makassar, IDN Times - Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat tentu bisa dimanfaatkan untuk hal yang positif. Hadirnya platform e-commerce juga dimanfaatkan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Para pelaku UMKM tersebut, menggunakan e-commerce, guna mengembangkan bisnis mereka. Salah satu platform e-commerce yang dapat dimanfaatkan adalah, Tokopedia.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Tokopedia telah mendorong lebih dari 6,6 juta masyarakat Indonesia yang tersebar di lebih dari 96 persen kecamatan, untuk menciptakan peluang berbisnis dengan memanfaatkan teknologi.

Tidak hanya itu, Tokopedia juga telah membantu memajukan ekosistem warung di Indonesia melalui aplikasi Mitra Tokopedia, yang kini telah menjadi rumah bagi lebih dari 350.000 pemilik warung, toko kelontong, dan usaha sejenis lainnya.

Hal ini pun, menjadi salah satu alasan tiga pelaku UMKM di Makassar memilih Tokopedia untuk terus mengembangkan bisnisnya. Berikut ini adalah tiga kisah perjuangan penjual dan Mitra Tokopedia di Makassar selama bertumbuh bersama Tokopedia.

1. John Cendra “Kopi Ujung”, inspirasi di balik kopi lokal premium

Kembangkan Bisnis, 3 UMKM di Makassar Ini Pilih Pakai TokopediaJohn Cendra, Pemilik Toko Kopi Ujung (Dokumen Tokopedia)

Berbicara kopi pasti tidak bisa dipungkiri ada kaitannya dengan Kota Makassar. Ya, Makassar menjadi salah satu tempat terbaik untuk menikmati kopi, seperti halnya Kopi Toraja. Kopi yang terkenal di Kota Daeng ini juga menjadi salah satu varian yang ada di sebuah Coffee Shop bernama Kopi Ujung.

Toko milik keluarga John Cendra ini sendiri sudah ada sejak tahun 1930, yang awalnya hanya menjual oleh-oleh khas Makassar. Namun, karena rasa cintanya terhadap kopi, membuat John Cendra serius mempelajari kopi hingga ke berbagai tempat.

“Indonesia butuh anak-anak bangsa yang sudah belajar di berbagai tempat untuk kembali dan membantu perkembangan pengembangan industri kopi di dalam negeri, itulah misi kami di Kopi Ujung,”
kata John saat ditemui di tokonya di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (7/11) lalu.

2. Balik ke Indonesia dan perkenalkan Kopi Toraja pada khalayak luas

Kembangkan Bisnis, 3 UMKM di Makassar Ini Pilih Pakai TokopediaKopi Ujung (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Berbekal ilmu yang dimiliki, John kembali ke Indonesia dan meneruskan usaha keluarganya. Di tangan John, Kopi Ujung tidak hanya menjadi sebuah toko oleh-oleh biasa, melainkan tempat untuk memperkenalkan Kopi Toraja kepada khalayak luas. Dan pada tahun 2015, pembeli juga bisa langsung menikmati kopi tersebut di Kopi Ujung.

Selain menjadi tempat pertemuan berbagai figur dengan banyak gagasan, Kopi Ujung juga menjadi titik temu antara produk berkualitas tinggi petani kopi di Toraja, dengan para penikmat kopi Nusantara. Ketertarikan John kepada kopi, membawanya untuk memperkenalkan speciality coffee ke seluruh Indonesia. Specialty coffee adalah sebutan untuk kopi-kopi berkualitas tinggi.

"Dalam rentang nilai 0-100, nilainya harus di atas 80 poin, bijinya harus berkualitas dan tidak boleh ada yang cacat. Agar specialty coffee yang kami hasilkan selalu memiliki kualitas tinggi, kami banyak mencicipi kopi untuk mengenal dan memahami berbagai rasa,” terang John.

Baca Juga: Kembangkan Potensi Lokal Lewat Aplikasi Mitra Tokopedia

3. Pembeli semakin banyak membuat John memilih pakai Tokopedia

Kembangkan Bisnis, 3 UMKM di Makassar Ini Pilih Pakai TokopediaKopi Ujung (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Perkembangan Kopi Ujung rupanya terdengar oleh banyak orang dari daerah lain di Indonesia. Mereka pun mulai menghubungi John untuk memesan kopi. Kondisi itu pun sempat membuat John bersama keluarganya sempat kewalahan.

"Pembeli-pembeli yang biasanya (memesan) lewat WhatsApp itu gak kenal waktu. Kopi Ujung (bisa) melayani sampai jam 24.00 WIB hingga 02.00 pagi. Perusahaan kita kecil, (dan kondisi itu) mengganggu dalam kehidupan sehari-hari," terang John.

Melihat antusiasme pelanggan yang tinggi, pada tahun 2017, John memutuskan untuk membuka toko Kopi Ujung di Tokopedia. Sejak membuka usaha di platform Tokopedia, omzet Kopi Ujung, kata John, telah mencapai sebesar Rp12 juta per bulan.

"Peningkatan (pendapatan) lumayan. Kita tidak agresif, kami tidak melakukan promo banyak. Tapi belakangan ini kami terbantu dengan promo Tokopedia sendiri. (Yang) tadinya gak mau beli, jadi beli," ujar John.

Menurut John, Tokopedia telah membantu Kopi Ujung, untuk mengenalkan speciality coffee dari Makassar ke seluruh Indonesia. Bahkan, Kopi Ujung bisa melayani pembeli yang ada di wilayah Barat hingga Timur Indonesia.

"Bayangkan, bahkan ada pembeli dari kepulauan di Maluku. Padahal ongkos kirimnya bisa lebih mahal dari harga kopinya itu sendiri," kata John.

4. “Rumah Bumbu Ratna” tawarkan obat rindu kampung halaman

Kembangkan Bisnis, 3 UMKM di Makassar Ini Pilih Pakai TokopediaIDN Times/Axel Joshua Harianja

Abdul Wahab memilih keluar dari pekerjaannya dan membuka bisnis bumbu masakan berbasis daring yang dinamakan Rumah Bumbu Ratna. Perjalanan usaha Wahab dimulai pada sekitar tahun 2009.

Kala masih mengabdi di sebuah perusahaan, Wahab kerap kali ditugaskan untuk bekerja di luar kota. Momen itu pun membuatnya merindukan menu masakan khas Makassar.

"Ketika penugasan saya bertepatan dengan bulan puasa atau hari Lebaran, saya ingin sekali membuat masakan khas Makassar sendiri untuk mengobati rasa rindu kepada keluarga. Namun, saat itu saya belum mengetahui bagaimana cara membuat atau pun meracik bumbunya,” ungkap Abdul.

5. Dari sekadar mengobati rindu, menjadi peluang bisnis

Kembangkan Bisnis, 3 UMKM di Makassar Ini Pilih Pakai TokopediaIDN Times/Axel Joshua Harianja

Wahab kemudian menyarankan ibunya untuk membuat bumbu kuliner khas Makassar dan khas daerah lainnya. Wahab juga mempelajari bagaimana cara membuat bumbu tersebut, hingga terpikirkan untuk menjadikannya sebagai peluang bisnis.

“Dari situ saya pikir, orang lain yang di luar kota pasti merasakan apa yang saya rasa. Dan daripada bantu saudara-saudara saja, kenapa tidak membantu banyak orang untuk mengobati rindu juga,” kata Wahab.

Tahun 2016, Wahab akhirnya memutuskan keluar dari perusahaannya. Kemudian tahun 2017, Wahab bersama ibunya menekuni bisnis itu dan memasarkannya lewat platform digital.

"Saat itu, saya berpikir ibu saya bisa menciptakan peluang lewat berbisnis bumbu masakan instan di platform digital seperti Tokopedia,” terang Abdul.

Kini, Rumah Bumbu Ratna merupakan satu dari 6,6 penjual yang tergabung di Tokopedia. Dalam beberapa tahun ke depan, Wahab bersama keluarganya, ingin lebih mengembangkan bisnisnya serta menawarkan lebih banyak ragam bumbu masakan.

Aneka bumbu dengan cita rasa khas nusantara dari Rumah Bumbu Ratna yaitu bumbu coto, kari, bumbu sambal goreng, bumbu rendang dan masih banyak lagi.

"Omzet lewat jual beli daring bisa sampai Rp5 juta per bulan,” jelas Wahab.

6. “Toko Yanti” tingkatkan omzet dengan menjadi Mitra Tokopedia

Kembangkan Bisnis, 3 UMKM di Makassar Ini Pilih Pakai TokopediaAplikasi Mitra Tokopedia (screenshot Axel Jo Harianja)

Surianty Zainal adalah salah satu pemilik warung kelontong di Makassar . Dia telah bergabung menjadi Mitra Tokopedia sejak Agustus 2019 lalu.

Sebelum membuka usaha warung Toko Yanti, Surianty pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta baik di Jakarta mau pun Makassar. Tidak hanya itu, Surianty pernah menjadi konsultan pendidikan di instansi pemerintah.

Pada tahun 2010, Surianty memutuskan untuk menetap kembali di Makassar agar bisa membantu saudaranya membuka usaha Toko Yanti, sekaligus menjadi tulang punggung keluarga bagi kedua anaknya.

Usai Toko Yanti bergabung sebagai mitra di Mitra Tokopedia, ia pun merasakan berbagai kemudahan dalam berjualan. Bahkan, omzet warungnya meningkat 20 persen per bulannya.

"Sekarang saya dapat mengelola warung saya secara mudah dan efisien, terutama untuk berjualan produk digital seperti pulsa, paket data, token listrik, BPJS dan sebagainya kepada warga sekitar dan memesan stok produk warung melalui fitur Grosir,” ungkap Suryanti.

Ke depannya, Suryanti ingin terus fokus dalam mengembangkan warung miliknya. Suryanti berharap, warung kelontong miliknya bisa semakin maju berkembang dan ramai akan pembeli setiap harinya.

Wah-wah sangat menginspirasi ya. Kalau kamu bagaimana ? Sudah coba pakai Tokopedia ? #MulaiAjaDulu

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Tokopedia Gak Ikutan Harbolnas

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya