Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bank Jago (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Ilustrasi Bank Jago (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Intinya sih...

  • Bank Jago mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 42 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp20,3 triliun pada kuartal I-2025.
  • Pertumbuhan kredit didorong oleh strategi kolaborasi dengan mitra, seperti ekosistem digital dan perusahaan pembiayaan, dengan rasio NPL yang rendah yaitu 0,3 persen.
  • Bank Jago juga mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp60 miliar dan memiliki CAR 36,4 persen serta LDR 94 persen, sementara jumlah nasabah meningkat menjadi 16,3 juta.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan kinerja positif pada kuartal I-2025. Bank Jago mampu mencatatkan pertumbuhan dari segi penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), dan jumlah nasabah.

"Dengan situasi perekonomian global yang mengalami ketidakpastian, kami berusaha menjaga kinerja bank tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada," kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, dalam siaran pers resmi yang diterima IDN Times, Jumat (25/4/2025).

1. Penyaluran kredit Bank Jago tumbuh 42 persen

Ilustrasi Bank Jago (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Dari sisi penyaluran kredit, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 42 persen dibandingkan kuartal I-2024 atau secara year on year (yoy). Penyaluran kredit pada akhir kuartal I-2025 mencapai Rp20,3 triliun, meningkat dibandingkan periode sama pada tahun lalu yang hanya sebesar Rp14,3 triliun.

"Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya," kata Arief.

Bank Jago menyalurkan kredit secara berkualitas dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Hal itu terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.

2. Bank Jago raup laba bersih Rp60 miliar

ilustrasi laba bersih (IDN Times/Aditya Pratama)

Pertumbuhan kredit itu kemudian mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp32,5 triliun atau tumbuh 44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp22,5 triliun.

Di sisi lain, Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178 persen dibandingkan akhir Maret 2024 sebesar yang hanya Rp22 miliar.

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) berada pada 94 persen, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.

3. Pertumbuhan jumlah nasabah

Bank Jago (Dok. Bank Jago)

Adapun sepanjang kuartal I-2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui aplikasi Jago. Jumlah pengguna aplikasi Jago bertambah empat juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I-2024 yang sebanyak sembilan juta nasabah. Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 62 persen yoy.

Per Maret 2025, total DPK Bank Jago mencapai Rp21,4 triliun, naik dari Rp13,2 triliun per Maret 2024. Dari jumlah tersebut, komposisi pendanaan inti giro dan tabungan atau current account and savings account (CASA) mencapai 54 persen atau Rp11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46 persen atau Rp9,9 triliun.

"Pencapaian ini merupakan bukti Bank Jago tetap fokus untuk bertumbuh sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik. Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan," tutur Arief.

Editorial Team