Bank Jago Jadi Bank Digital Terbaik di RI versi Forbes

20 Jun 2023, 20:06 WIB

Peluncuran Aplikasi Jago (Dok. Bank Jago)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Jago Tbk (ARTO) atau Bank Jago menjadi bank digital terbaik di Indonesia versi Forbes. Hal itu tercantum dalam Forbes's World's Best Bank 2023 yang baru saja dirilis beberapa waktu ini.

Dalam daftar tersebut, Bank Jago masuk tiga besar dan menjadi bank berbasis teknologi (tech-based bank) dengan peringkat tertinggi yang masuk dalam jajaran bank terbaik tersebut.

Bersama Statista, Forbes melakukan survei terhadap 48 ribu nasabah bank di 32 dunia.

Hasilnya, terdapat 415 bank di dalam daftar Forbes's World's Best Bank 2023 yang berhasil dievaluasi dalam banyak kategori seperti layanan digital, layanan nasabah, nasihat keuangan, dan juga tentunya kepercayaan nasabah.

Global Head of Business Services LatentView Analytics, Parijat Banerjee menyampaikan bahwa bank yang menyediakan layanannya secara daring (online) menjadi bank terbaik di banyak negara. Ini mencerminkan dampak pandemik COVID-19 terhadap kebiasaan nasabah untuk bertransaksi secara digital.

“Selama dua tahun terakhir, perbankan secara cepat mengadopsi teknologi digital yang membuat nasabah menikmati pengalaman (perbankan) yang lebih andal, cepat, dan personal. Ini diperlukan untuk menarik nasabah milenial dan generasi Z,” kata Banarjee, dikutip Selasa (20/6/2023).

1. Bank Jago masuk daftar Forbes dua tahun beruntun

Kartu debit Bank Jago (Dok. Jago)

Pada 2023, Banerjee melihat bank membutuhkan lebih banyak usaha daripada sekadar menawarkan suku bunga yang bagus untuk menarik nasabah. Bank juga mesti menawarkan layanan dengan berbagai channel, baik secara daring maupun luring untuk memperoleh kepercayaan dan basis nasabah.

Masuknya Bank Jago dalam daftar bank terbaik selama dua tahun berturut-turut sejalan dengan pandangan yang disampaikan Banerjee.

Bank Jago disebut telah menghadirkan produk dan layanan dalam Aplikasi Jago (Jago App) yang dirancang untuk dapat disesuaikan (customized) dan dipersonalisasi (customized) dengan kebutuhan masing-masing nasabah.

“Dengan mengadopsi teknologi termutakhir, Jago App dirancang secara khusus dengan prinsip life-centric agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu, termasuk dalam mengelola keuangan secara mudah, inovatif, dan kolaboratif,” kata Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Bank Jago, Tjit Siat Fun.

2. Bank Jago dapatkan jutaan nasabah baru

Menyambungkan kantong Jago di aplikasi Gojek (dok. Bank Jago x GoPay)

Hal itu kemudian membuat Bank Jago berhasil mendapatkan tambahan jutaan nasabah baru. Sampai akhir kuartal-I 2023, Bank Jago mampu mendapatkan 7,5 juta nasabah baru, termasuk lebih dari 5,8 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago.

Pertumbuhan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 120 persen atau menjadi sebesar Rp9,28 triliun per Maret 2023 dibandingkan Rp4,21 triliun per Maret 2022.

Peningkatan DPK didorong pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 158 persen dari Rp2,29 triliun pada kuartal I-2022 menjadi Rp5,92 triliun pada kuartal I-2023. Pertumbuhan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 64 persen per akhir Maret lalu.

3. Kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago alami pertumbuhan

Default Image IDN

Sementara itu, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago mengalami pertumbuhan 76 persen menjadi Rp10,84 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp6,15 triliun.

"Pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya," ujar Tjit Siat Fun.

Tjit Siat Fun menambahkan, Bank Jago juga bertumbuh secara berkelanjutan dan berkualitas. Hal tersebut terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang ada pada level 1,5 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan.

Di sisi lain, dukungan fundamental kuat juga terlihat dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 79 persen yang menunjukkan modal besar untuk ekspansi bisnis ke depan.