Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Paparan Kinerja APBN Maret 2025. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Kementerian Keuangan mencatat lonjakan belanja negara Maret 2025, mencapai Rp272,2 triliun.
  • Refocusing, relokasi, dan pembukaan blokir anggaran dilakukan untuk 99 K/L dengan total Rp86,6 triliun.
  • Defisit APBN Maret 2025 sebesar Rp104,2 triliun, tetapi masih terkendali sesuai target yang dirancang.

Jakarta, IDN Times -  Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat lonjakan signifikan pada realisasi belanja negara pada Maret 2025, yang mencapai Rp272,2 triliun. Angka ini melampaui total belanja negara pada Januari dan Februari 2025 yang sebesar Rp348,1 triliun. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa akselerasi belanja yang terjadi pada kuartal I terjadi seiring kementerian dan lembaga (K/L) yang mulai menjalankan program-program kerja mereka secara lebih aktif. 

“Ini menggambarkan bahwa pada bulan Maret terjadi akselerasi belanja. Kabinet yang baru kini mulai fokus menjalankan program, dan kita harapkan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Sri Mulyani, Rabu (30/4/2025).

1. Belanja K/L Maret lebih tinggi dibandingkan Januari-Februari

Dua pejabat dari lingkaran Istana Negara turut hadiri konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2025. (IDN Times/Triyan).

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan bahwa pada 7 Maret 2025, pemerintah telah menyelesaikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 terkait efisiensi belanja.

Sebagai tindak lanjut, Kemenkeu melakukan refocusing, relokasi, serta pembukaan blokir anggaran agar K/L dapat segera membelanjakan anggaran sesuai prioritas masing-masing. Secara rinci, anggaran senilai Rp33,1 triliun dibuka blokirnya untuk 23 K/L baru hasil restrukturisasi Kabinet Merah Putih, serta Rp53,49 triliun untuk 76 K/L lainnya.

“Efek langsung dari pembukaan blokir ini terlihat jelas dalam akselerasi belanja K/L. Pada Januari 2025, realisasi belanja K/L sebesar Rp24,4 triliun; pada Februari meningkat menjadi Rp83,6 triliun; dan melonjak tajam pada Maret menjadi Rp196,1 triliun,” jelas Suahasil.

Proses relokasi, penajaman program, dan reprioritisasi anggaran telah mulai membuahkan hasil pada realisasi di Maret. 

2. Nilai blokir anggaran yang dibuka mencapai Rp86,6 triliun

Ilustrasi efisiensi anggaran (Foto: IDN Times)

Lebih rinci, ia menjelaskan pembukaan blokir anggaran dilakukan kepada 99 Kementerian Lembaga (K/L) dengan nilai Rp86,6 triliun hingga 25 April 2025. Dengan demikian, Kemenkeu berharap K/L bisa segera merealisasikan belanjanya. 

Suahasil mengatakan, Inpres 1/2025 itu telah ditindaklanjuti melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) 29/2025 terkait alokasi Transfer ke Daerah (TKD), serta melalui surat Menteri Keuangan kepada seluruh K/L tertanggal 13 Februari 2025.

Kemudian pada 7 Maret 2025, Menteri Keuangan sudah menyampaikan laporan penyelesaian pelaksanaan Inpres tersebut kepada Presiden, dan mengajukan permohonan izin untuk melakukan refocusing, relokasi, dan pembukaan blokir anggaran. 

3. APBN catatkan defisit Rp104,2 triliun

ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan defisit sebesar Rp104,2 triliun pada Maret 2025. Laju defisit ini setara dengan 0,43 persen terhadap produk domestik bruto. Capaian ini menunjukkan pelebaran defisit dibandingkan posisi pada Januari 2025 sebesar Rp23,5 triliun dan Februari mencapai Rp31,2 triliun. 

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani memastikan laju defisit APBN masih terkendali karena target defisit yang dirancang dalam APBN dirancang sebesar Rp616,2 triliun. 

"Jadi defisit Rp104,2 triliun, itu artinya 16,9 persen dari target. Target defisit APBN dirancang untuk melakukan countercylical mendukung pemulihan ekonomi dan akselerasi program-program pembangunan nasional di bawah Presiden Prabowo tapi tetap terukur," kata dia. 

Editorial Team