Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bill Gates Janji Sumbang Rp3.200 Triliun untuk Afrika

Davos, Swiss – Pada 24 Januari 2008, Ketua Microsoft, William H. Gates III, tampil sebagai pembicara dalam sesi bertema ‘Pendekatan Baru untuk Kapitalisme Abad ke-21’ dalam gelaran Forum Ekonomi Dunia 2008. (World Economic Forum, CC BY-SA 2.0, bia Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Bill Gates akan menyumbangkan sebagian besar kekayaannya senilai 200 miliar dolar AS atau Rp3.258 triliun ke Afrika.
  • Dana tersebut difokuskan untuk meningkatkan layanan kesehatan dan pendidikan selama 20 tahun ke depan, dengan tiga fokus utama program bantuan.

Jakarta, IDN Times – Pendiri Microsoft, Bill Gates mengumumkan rencananya untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya yang mencapai 200 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp3.258 triliun ke Afrika. Dana itu akan difokuskan untuk meningkatkan layanan kesehatan dan pendidikan selama 20 tahun ke depan.

Gates menyampaikan komitmen tersebut dalam pidatonya di markas besar Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia, Senin (2/6/2025). Dalam pernyataan dari Gates Foundation yang dikutip CBS News, Selasa (3/6/2025), Gates mengatakan, mayoritas dananya akan digunakan membantu masyarakat Afrika.

“Saya baru-baru ini membuat komitmen bahwa kekayaan saya akan disumbangkan selama 20 tahun ke depan. Mayoritas dana tersebut akan dihabiskan untuk membantu Anda mengatasi tantangan di Afrika,” ujarnya.

Gates juga menekankan, bantuan tersebut akan fokus pada kerja sama dengan pemerintah lokal yang memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan warganya. Ia mengingatkan pentingnya investasi di masa depan benua tersebut lewat kesehatan ibu dan anak. Ia menyebut, yayasannya memiliki sejarah panjang beroperasi di Afrika.

1. Gates fokus pada kesehatan ibu, nutrisi, dan kemitraan pemerintah

ilustrasi krisis kemanusiaan (pexels.com/Ahmed akacha)

Gates Foundation menyatakan, memiliki tiga fokus utama dalam program bantuan ini. Prioritas itu, yakni mengakhiri kematian yang dapat dicegah dari ibu dan bayi, melindungi anak dari penyakit menular mematikan, serta mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan. Yayasan tersebut juga menargetkan menghentikan operasinya pada akhir 20 tahun mendatang.

Gates menjelaskan, pendekatan yang paling efektif dalam layanan kesehatan adalah menjaga ibu tetap sehat dan bergizi sebelum dan selama kehamilan. Ia menyampaikan, masa empat tahun pertama kehidupan anak adalah krusial.

“Memastikan anak menerima nutrisi yang baik dalam empat tahun pertama mereka juga membuat semua perbedaan,” katanya dikutip dari BBC.

Ia juga mengajak negara-negara Afrika untuk lebih berani menggunakan teknologi, khususnya Kecerdasan Buatan (AI), dalam pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, Gates menyebut, Rwanda yang telah menggunakan ultrasound berbasis AI untuk mengidentifikasi kehamilan berisiko tinggi. Ia mengatakan, pendekatan seperti itu seharusnya ditiru lebih luas di Afrika.

2. AS pangkas bantuan, Gates isi kekosongan dana di Afrika

Bendera Amerika Serikat (pexels.com/Brett Sayles)

Mantan Ibu Negara Mozambik, Graça Machel menyambut baik langkah Gates dan menyebutnya datang di saat krusial. Ia mengatakan, pengumuman itu terjadi dalam momen krisis. Pemerintah AS saat ini memangkas berbagai bantuan untuk Afrika, termasuk untuk pengobatan HIV/AIDS.

Pemotongan ini merupakan bagian dari kebijakan America First Presiden AS Donald Trump. Langkah tersebut memicu kekhawatiran akan nasib layanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan di berbagai negara Afrika, termasuk di antaranya, pemangkasan drastis dana, dan staf Badan Pembangunan Internasional AS.

Gates menyatakan, donasi yang ia salurkan sebagian besar akan bermitra dengan pemerintah yang tetap peduli pada kesehatan masyarakatnya. Ia berharap, dengan menambal kekosongan pendanaan dari negara maju, yayasannya bisa tetap mempercepat kemajuan sektor kesehatan Afrika. Pernyataan ini dianggap sebagai bentuk kritik halus terhadap berkurangnya peran internasional AS.

3. Gates ingin wafat tanpa meninggalkan kekayaan

Gedung Yayasan Bill and Melinda Gates (Sea Cow, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Gates pertama kali menyampaikan niat menyumbangkan 99 persen kekayaannya dalam sebuah blog bulan lalu. Ia mengutip esai Andrew Carnegie tahun 1889 The Gospel of Wealth sebagai inspirasi.

“Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad bahwa ‘ia meninggal kaya’ tidak akan menjadi salah satunya,” tulis Gates.

Ia juga menyebut, kekayaan bersihnya akan berkurang hingga 99 persen selama 20 tahun mendatang. Saat ini, kekayaan Gates diperkirakan berada di angka 108 miliar dolar AS (sekitar Rp1.754 triliun). Meski demikian, Bloomberg melaporkan, ia masih akan tetap menjadi miliarder bahkan setelah menyumbangkan hampir seluruh hartanya.

Dilansir dari Africa News, Microsoft didirikan oleh Gates bersama Paul Allen pada tahun 1975. Ia mundur dari posisi CEO pada tahun 2000, dan melepas jabatan ketua pada 2014. Gates mengatakan, selain Carnegie, ia juga terinspirasi oleh Warren Buffett dan sejumlah filantropis lainnya dalam mengambil keputusan ini.

Namun, sejumlah kritik juga mengarah pada Gates Foundation. Beberapa pihak menilai status amal yayasan tersebut digunakan untuk menghindari pajak. Selain itu, mereka mempertanyakan besarnya pengaruh yayasan tersebut terhadap kebijakan kesehatan global yang seharusnya independen.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us