Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-22 at 13.43.35.jpeg
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Penyaluran dari pinjaman ke nasabah diharapkan genjot pertumbuhan ekonomi: Penempatan dana dengan bunga 4 persen menjadi acuan baru bagi perbankan. Penurunan suku bunga mendorong penyaluran kredit ke sektor produktif

  • Realisasi penyaluran penempatan dana di bank Himbara masih bervariasi: Tingkat penyaluran dana oleh bank-bank Himbara masih beragam. Belum ada pemetaan spesifik per sektor karena dilakukan secara umum

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengungkapkan kebijakan pemerintah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun di bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah memberikan dampak positif terhadap tren penurunan suku bunga kredit.

Menurut Mahendra, penempatan dana dengan suku bunga hanya 4 persen telah menjadi momentum yang mendorong bank-bank pelat merah untuk menyesuaikan tingkat suku bunga pinjaman mereka ke arah yang lebih rendah.

"Cukup signifikan penurunan (suku bunga) walaupun idealnya bisa lebih besar lagi penurunannya. Tapi itu akan kami update lebih lanjut," kata Mahendra saat ditemui di Kemenkeu, Rabu (22/10/2025).

1. Penyaluran dari pinjaman ke nasabah diharapkan genjot pertumbuhan ekonomi

ilustrasi pinjaman bank (pixabay.com/raten-kauf)

Menurutnya, kebijakan penempatan dana dengan bunga sebesar 4 persen menjadi acuan baru bagi perbankan untuk memperkuat efisiensi dan menyesuaikan struktur biaya modal mereka.

Penurunan suku bunga, kata Mahendra, diharapkan tidak hanya meringankan beban debitur, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan penyaluran kredit ke sektor produktif, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan penyaluran dari pinjaman kepada nasabah dari bank-bank tadi itu pada gilirannya kita harapkan meningkatkan pertumbuhan dari kredit itu sendiri yang pada saatnya akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi juga lebih cepat," tuturnya.

2. Realisasi penyaluran penempatan dana di bank Himbara masih bervariasi

Infografis daftar Bank yang dapat suntikan Rp 200 Triliun. (IDN Time/Mohamad Rakan)

Meski efek positif mulai terlihat, Mahendra mencatat, tingkat penyaluran dana penempatan oleh bank-bank Himbara masih bervariasi. Beberapa bank telah menyalurkan hingga 70 persen dari dana yang diterima, sementara yang lain masih berada di kisaran 20 hingga 30 persen. Namun demikian, Mahendra belum membeberkan secara rinci bank mana saja yang sudah menyalurkan dana tersebut secara signifikan.

"Nah ini kami sampaikan ke Pak Menteri Keuangan (Purbaya Yudhi Sadewa) mengenai bagaimana kecepatan dari penyerapan di masing-masing bank," ujarnya.

Terkait sektor penyaluran, Mahendra menyebut belum ada pemetaan spesifik per sektor karena dilakukan secara umum, mengingat implementasi dana ini bersifat campuran atau blended dengan dana-dana lain yang sudah dimiliki bank sebelumnya.

“Jadi, tidak bisa dilihat secara terpisah, misalnya berapa persen dari dana pemerintah dan berapa dari dana bank sendiri. Dalam praktiknya, dana-dana tersebut tercampur, dan penyalurannya dilakukan secara agregat,” kata Mahendra.

Dia menambahkan, penempatan dana pemerintah dengan suku bunga 4 persen juga membantu perbankan untuk memiliki posisi tawar lebih tinggi dibandingkan dengan deposan jumbo lainnya yang sebelumnya selalu meminta special rate (suku bunga tinggi).

“Maka dengan adanya bunga di 4 persen memberikan keleluasaan posisi tawar kepada bank untuk tidak semata-mata menerima begitu saja permintaan dari para deposan. Karena kami (bank) ada yang lebih rendah (suku bunga), kami hanya mau sekian, maka pada saat jatuh tempo dari deposan-deposan ini, terjadi perubahan dari tingkat bunga atau yang ditawarkan kemudian diterima oleh deposan,” tuturnya.

3. Likuiditas bank-bank Himbara mengalami peningkatan

Ilustrasi likuiditas (freepik.com/pch.vector)

Secara keseluruhan, Mahendra menegaskan penempatan dana tersebut berhasil meningkatkan likuiditas bank-bank Himbara, sekaligus memberikan ruang yang lebih besar bagi penyaluran pinjaman.

"Pertama, penempatan dana ini meningkatkan likuiditas bank-bank Himbara serta memberikan ruang lebih luas bagi penyaluran pinjaman. Hal ini terbukti telah tercapai dengan baik," kata Mahendra.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan dana tersebut disalurkan dalam bentuk kredit produktif ke sektor riil, dan dampaknya mulai terlihat pada konsumsi, investasi, serta pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dana yang diserap telah disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit produktif. Artinya, lebih dari separuh dana yang ditempatkan sudah bekerja untuk menopang konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (14/10).

Menurutnya, inisiatif penempatan dana ini tidak hanya terkait likuiditas, tapi soal penciptaan multiplier effect, menurunkan cost of fund, mendorong pembiayaan sektor riil dan menjaga momentum pemulihan. Dengan demikian, likiditas sistem keuangan nasional tetap terjaga dalam kondisinya ample atau cukup.

Data Agustus 2025 menunjukkan kredit perbankan tumbuh 7,6 persen. Meski data terbaru belum dirilis, Purbaya memperkirakan pertumbuhan kredit pada akhir September akan lebih tinggi seiring tambahan dana Rp200 triliun tersebut.

“Pemerintah menempatkan Rp200 triliun kas negara di Himbara untuk memastikan likuiditas ekonomi tetap terjaga. Dengan tingkat bunga yang rendah, langkah ini mampu mendorong pertumbuhan kredit yang lebih agresif,” ujarnya.

Editorial Team