Ilustrasi likuiditas (freepik.com/pch.vector)
Secara keseluruhan, Mahendra menegaskan penempatan dana tersebut berhasil meningkatkan likuiditas bank-bank Himbara, sekaligus memberikan ruang yang lebih besar bagi penyaluran pinjaman.
"Pertama, penempatan dana ini meningkatkan likuiditas bank-bank Himbara serta memberikan ruang lebih luas bagi penyaluran pinjaman. Hal ini terbukti telah tercapai dengan baik," kata Mahendra.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan dana tersebut disalurkan dalam bentuk kredit produktif ke sektor riil, dan dampaknya mulai terlihat pada konsumsi, investasi, serta pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dana yang diserap telah disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit produktif. Artinya, lebih dari separuh dana yang ditempatkan sudah bekerja untuk menopang konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (14/10).
Menurutnya, inisiatif penempatan dana ini tidak hanya terkait likuiditas, tapi soal penciptaan multiplier effect, menurunkan cost of fund, mendorong pembiayaan sektor riil dan menjaga momentum pemulihan. Dengan demikian, likiditas sistem keuangan nasional tetap terjaga dalam kondisinya ample atau cukup.
Data Agustus 2025 menunjukkan kredit perbankan tumbuh 7,6 persen. Meski data terbaru belum dirilis, Purbaya memperkirakan pertumbuhan kredit pada akhir September akan lebih tinggi seiring tambahan dana Rp200 triliun tersebut.
“Pemerintah menempatkan Rp200 triliun kas negara di Himbara untuk memastikan likuiditas ekonomi tetap terjaga. Dengan tingkat bunga yang rendah, langkah ini mampu mendorong pertumbuhan kredit yang lebih agresif,” ujarnya.