Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dana Rp200 Triliun Bakal Kerek Laju Pertumbuhan Kredit hingga 10 Persen

WhatsApp Image 2025-10-09 at 11.11.06.jpeg
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. (IDN Times/Triyan).
Intinya sih...
  • Kebijakan penempatan dana pemerintah di Bank Himbara optimistis kerek pertumbuhan kredit hingga 10 persen pada akhir 2025
  • Bunga penempatan dana pemerintah mengacu pada skema remunerasi pemerintah di BI, dengan suku bunga acuan sebesar 4,75 persen
  • Realisasi penempatan dana oleh Bank Himbara menunjukkan perkembangan signifikan, dengan total dana yang telah disalurkan ke sektor riil mencapai sekitar Rp112,5 triliun
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengaku optimistis kebijakan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di Bank Himbara sejak September lalu akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit perbankan nasional.

Ia memperkirakan, langkah ini dapat mengerek laju pertumbuhan kredit hingga menembus 10 persen pada akhir 2025.

“Kebijakan yang kelihatannya simpel, hanya memindahkan cash, tetapi dampaknya terhadap pertumbuhan kredit di akhir tahun cukup besar. Kita berharap bisa mencapai 10 persen,” tegas Febrio dalam diskusi di Direktorat Jenderal Pajak, Kamis (9/10/2025).

1. Terlihat dampak positif dari penempatan dana oleh pemerintah

Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)

Kebijakan yang mulai dijalankan sejak awal kuartal IV ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk memperkuat likuiditas perbankan, sekaligus mempercepat penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif.

“Dampaknya akan cukup nyata pada kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit investasi. Sebagian juga akan langsung terlihat pada kinerja PDB kita di kuartal IV,” ujar Febrio.

Menurutnya, sejak penempatan dana dilakukan, hasilnya mulai terlihat dari peningkatan kemampuan bank menyalurkan pembiayaan ke sektor riil.

“Realisasinya cukup menggembirakan. Bukan hanya karena perbankan mendapatkan tambahan likuiditas dari perpindahan dana sebesar Rp200 triliun, tetapi juga karena dana ini memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan cost of fund mereka,” jelasnya.

2. Bunga penempatan dana pemerintah mengacu pada skema remunerasi pemerintah di BI

WhatsApp Image 2025-09-15 at 16.19.41.jpeg
Infografis daftar Bank yang dapat suntikan Rp 200 Triliun. (IDN Time/Mohamad Rakan)

Dengan tambahan likuiditas tersebut, bank Himbara diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sumber dana mahal seperti deposito dari dana pensiun atau asuransi. Hal ini berpotensi menurunkan biaya dana (cost of fund) dan memperkuat kemampuan perbankan menyalurkan kredit dengan bunga lebih kompetitif.

Febrio menjelaskan, bunga penempatan dana pemerintah di perbankan mengacu pada skema remunerasi pemerintah di Bank Indonesia (BI), yakni 80 persen dari suku bunga kebijakan BI. Dengan suku bunga acuan saat ini sebesar 4,75 persen, maka bunga penempatan dana pemerintah berada di kisaran 3,8 persen per tahun.

“Bunga yang kita berikan sama dengan remunerasi pemerintah di BI, yaitu 80 persen dari suku bunga kebijakan. Dengan suku bunga acuan terakhir, itu sekitar 3,8 persen lebih murah dibandingkan cost of fund perbankan,” ujar Febrio.

Sebagai perbandingan, rata-rata cost of fund bank-bank besar nasional saat ini berada di kisaran 4,5–5,5 persen, tergantung struktur pendanaan masing-masing. Artinya, dana pemerintah menjadi sumber likuiditas yang efisien dan mampu menurunkan tekanan biaya bunga di sektor perbankan.

3. Rincian realisasi penempatan dana oleh Bank Himbara

Screenshot 2025-10-09 150633.jpg
Realisasi penempatan dana pemerintah di Bank Himbara. (Dok/Istimewa).

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga 9 Oktober 2025, realisasi penempatan dana pemerintah di lima bank Himbara menunjukkan perkembangan signifikan. Bank Mandiri telah memanfaatkan sekitar 74 persen atau sekitar Rp40,7 triliun dari total penempatan dana sebesar Rp55 triliun.

Kemudian BRI sekitar 62 persen atau sekitar Rp34,1 triliun dari total penempatan dana sebesar Rp55 triliun, BNI sebesar 50 persen atau Rp27,5 triliun dari penempatan dana Rp55 triliun. Selanjutnya Bank BTN sudah menyalurkan pembiayaan 19 persen atau sekitar Rp4,75 triliun dan BSI sebesar 55 persen atau sekitar Rp5,5 triliun dari penempatan dana Rp10 triliun.

Dengan demikian, total dana yang telah disalurkan ke sektor riil diperkirakan mencapai sekitar Rp112,5 triliun, terutama untuk pembiayaan modal kerja dan investasi.

“Kita harapkan tren ini terus berlanjut. Dengan bunga yang lebih murah dan likuiditas yang cukup, perbankan akan semakin aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif,” kata Febrio.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in Business

See More

Bahlil Sindir yang Sebut Etanol Tak Bagus: Mungkin Mereka Mau Impor

09 Okt 2025, 16:08 WIBBusiness