Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250727-WA0006.jpg
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Intinya sih...

  • Penjualan beras SPHP di koperasi TNI

  • Pengawasan keberadaan karung-karung beras SPHP untuk menghindari oplosan

  • Antisipasi pengoplosan beras SPHP dengan langkah-langkah tertentu

Jakarta, IDN Times - Perum Bulog terus berupaya memastikan agar penyaluran atau penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tetap aman. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penjualan lewat koperasi milik TNI.

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan, cara itu bisa digunakan untuk menghindari penjualan beras palsu atau oplosan.

"Jadi koperasi-koperasi TNI, satuan-satuan TNI mulai dari tingkat Kodam, Kotama, kemudian Korem, Kodim, bahkan Koramil bisa jual tuh. Tujuannya apa? Kalau yang jual mereka kan gak mungkin melakukan pemalsuan. Jadi kita lakukan ini, ditambah lagi dengan gerakan pangan murah di masing-masing satuan," tutur Jenderal TNI bintang 2 tersebut di Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai, Jakarta Selatan, Minggu (27/7/2025).

1. Sudah ada uji cobanya

Beras SPHP Bulog. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Rizal menambahkan, langkah tersebut sudah dicoba di Batalyon 328 Kostrad, Cilodong, Jawa Barat. Menurut dia, penjualan beras SPHP sebanyak 10 ton di koperasi TNI tersebut laku keras hanya dalam waktu setengah hari.

"Kita mulai dari kemarin, kita coba, uji oba, alhamdulillah ramai. Itu 10 ton gak sampai setengah hari habis, karena apa? Di Cilodong itu kan tempat olahraganya masyarakat Depok dan sekitarnya. Jadi pas Sabt-Minggu itu ramai. Nah, ini kita nambah lagi di sana. Ini luar biasa animonya," ujar Rizal.

Adapun harga SPHP yang dijual tetap sama, yakni Rp12.500 per kilogram (kg) atau Rp62.500 per lima kg dalam kemasan karung. Rizal pun menyampaikan rencana Perum Bulog untuk menjual beras SPHP di koperasi milik instansi pemerintah lainnya seperti Polri dan lainnya.

2. Pengawasan keberadaan karung-karung beras SPHP

Ilustrasi beras SPHP. (IDN Times/Teri).

Selain pengawasan penjualan lebih ketat, Rizal menyampaikan strategi Perum Bulog lainnya, seperti pengawasan terhadap keberadaan karung-karung beras SPHP guna menghindari adanya beras oplosan atau palsu. Menurut Rizal, peredaran karung beras SPHP nantinya bakal lebih dikontrol dengan menggunakan hologram atau ID khusus.

"Nah packing-packing ini, contoh tadi saya sudah lihat di Tokopedia aja ada yang jual karung SPHP itu, bahaya itu. Nah ini makanya saya perintahkan Direktur Pengadaan (Bulog) hari ini untuk bertindak, jangan sampai ada jual-jual karung yang ilegal," ujar Rizal.

3. Antisipasi pengoplosan beras SPHP

Penyaluran bantuan pangan dan beras SPHP. (dok. BULOG)

Langkah-langkah tersebut diambil Bulog sebagai antisipasi adanya pengoplosan beras SPHP. Sebelumnya, Polda Riau menemukan adanya oknum yag membeli kantong beras SPHP bekas, lalu diisi beras yang memiliki harga Rp8.000 per kg.

Setelah itu, beras SPHP oplosan tersebut dijual dengan harga Rp13 ribu per kg di pasaran. Dengan temuan tersebut, Polda Riau juga sudah melakukan penyitaan beras.

Editorial Team