China Resmikan Hainan Free Trade Port, Kawasan Bebas Tarif Terbesar

State news agency Xinhua melaporkan bahwa Hainan FTP mulai menjalankan operasi kepabeanan khusus di seluruh pulau, sebuah tonggak penting dalam agenda reformasi dan keterbukaan China. Dalam skema baru ini, produk yang diproduksi di Hainan dengan kandungan nilai tambah lokal minimal 30 persen dapat masuk ke wilayah daratan China tanpa dikenakan tarif.

Selain itu, perusahaan asing memperoleh akses yang lebih luas ke sektor jasa yang selama ini masih dibatasi di daratan.

Xinhua dalam editorialnya menyatakan, “Kebijakan ini juga diharapkan dapat memberikan dorongan besar bagi perdagangan bebas yang dalam beberapa tahun terakhir terdampak meningkatnya proteksionisme dan tindakan sepihak.”

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Hainan diproyeksikan menjadi pintu masuk utama China dalam fase baru liberalisasi ekonomi, sekaligus sarana uji kebijakan sebelum diterapkan secara nasional.

Xinhua juga menambahkan, “Kebijakan ini juga diharapkan dapat memberikan dorongan besar bagi perdagangan bebas yang dalam beberapa tahun terakhir terdampak meningkatnya proteksionisme dan tindakan sepihak.”

Penjelasan ini merujuk pada upaya China memperkuat perdagangan bebas global di tengah meningkatnya proteksionisme internasional.

Hainan FTP mengusung kebijakan bertahap berupa tarif nol, tarif pajak rendah, dan sistem perpajakan yang disederhanakan. Sejak kebijakan ini diberlakukan, proporsi barang bebas tarif melonjak dari 21 persen menjadi 74 persen, sementara jumlah jenis barang bebas tarif meningkat dari sekitar 1.900 menjadi lebih dari 6.600 item.

Reuters mencatat, Hainan memiliki produk domestik bruto (PDB) sekitar 113 miliar dolar AS, setara dengan ekonomi negara menengah, meski masih jauh lebih kecil dibandingkan Hong Kong yang mencapai 407 miliar dolar AS. Meski demikian, pemerintah China berharap skala ekonomi tersebut cukup untuk menjadi laboratorium kebijakan perdagangan bebas.

Sejak 2020, lebih dari 9.600 perusahaan asing baru berdiri di Hainan, dengan investor yang berasal dari lebih dari 170 negara dan wilayah. Provinsi ini juga telah membuka 75 rute pelayaran kontainer, termasuk 36 rute perdagangan internasional, serta mencatat peningkatan signifikan jumlah wisatawan.

Baik TRT World maupun Reuters menyoroti bahwa Hainan dirancang sebagai eksperimen bergaya Hong Kong. Ran Guo dari China-Britain Business Council mengatakan, “Tolok ukur yang digunakan kurang lebih adalah model seperti Hong Kong.”

Ia menjelaskan, selain sektor pariwisata, kebijakan ini diharapkan mampu mendorong investasi asing, manufaktur, serta memperkuat peran Hainan sebagai pusat logistik menuju Asia Tenggara. Namun, tidak semua pihak memandang prospek ini tanpa catatan.

Xu Tianchen dari Economist Intelligence Unit menilai, model Hainan pada dasarnya menawarkan liberalisasi yang dikelola, yang dinilai positif untuk mengintegrasikan kembali rantai pasok, namun masih belum memiliki sistem hukum dan keterbukaan sektor keuangan seperti yang dimiliki Hong Kong.

Penilaian ini menunjukkan, meski Hainan menawarkan liberalisasi terkelola, kerangka hukum dan keterbukaan finansialnya belum menyamai Hong Kong. Reuters juga mencatat adanya keraguan dari diplomat perdagangan Barat terkait efektivitas proyek ini dalam meyakinkan anggota CPTPP.

“Para anggota CPTPP mengharapkan adanya langkah-langkah berskala nasional yang siap diambil oleh negara calon anggota, serta rekam jejak kepatuhan terhadap perjanjian perdagangan lainnya,” kata seorang diplomat.

Pernyataan tersebut menegaskan, keanggotaan CPTPP menuntut reformasi berskala nasional, bukan hanya proyek percontohan regional.

Hainan memiliki posisi geografis strategis di jalur utama yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Xinhua menilai wilayah ini berpotensi menjadi simpul penting dalam kerja sama perdagangan bebas, termasuk di bawah kerangka RCEP dan peningkatan China-ASEAN Free Trade Area 3.0.

China juga melihat Hainan FTP sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Menurut rencana resmi, sistem kelembagaan dan model operasional FTP akan semakin matang pada 2035, dengan target menjadikan Hainan sebagai pusat perdagangan bebas berpengaruh secara global pada pertengahan abad ini.

Dengan dimulainya operasi kepabeanan khusus, Hainan FTP memasuki fase implementasi penuh sebagai proyek strategis pembukaan ekonomi China. Pemerintah Beijing menempatkan kawasan ini sebagai alat uji kebijakan perdagangan bebas berstandar tinggi, di tengah tekanan perlambatan investasi asing dan persaingan global yang semakin ketat.