Dana Asing Keluar Rp130 Miliar di Pertengahan Desember 2025

- Total modal keluar asing sepanjang 2025 lampaui Rp145 triliun, dengan penarikan dana terbesar pada instrumen SRBI.
- Yield SBN turun menjadi 6,16 persen, sementara risiko kredit naik tipis hingga premi risiko gagal bayar (CDS) Indonesia 5 tahun juga naik tipis.
- BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Investor asing tercatat masih menarik sebagian dananya dari pasar keuangan domestik pada pertengahan Desember 2025. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya aksi jual neto oleh nonresiden senilai Rp0,13 triliun.
"Berdasarkan data transaksi 8-11 Desember 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp0,13 triliun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/12/2025).
Dia menjelaskan, aliran modal keluar bersih tersebut utamanya disebabkan oleh aksi jual instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) senilai Rp4,12 triliun. Meskipun demikian, investor asing masih melakukan pembelian bersih (beli neto) di pasar saham sebesar Rp1,14 triliun dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,85 triliun dalam periode yang sama.
1. Total modal keluar asing sepanjang tahun Rp145 triliun

Sepanjang 2025 hingga 11 Desember, BI mencatat total modal asing yang keluar (jual neto) dari pasar domestik mencapai angka signifikan. Totalnya mencapai Rp145,78 triliun.
Penarikan dana paling besar, kata Ramdan, terjadi pada instrumen SRBI dengan total jual neto mencapai Rp116,34 triliun. Sementara itu, nonresiden juga menjual bersih di pasar saham senilai Rp25,95 triliun dan pasar SBN sebesar Rp3,49 triliun.
2. Yield SBN turun dan risiko kredit naik tipis

Pada 11 Desember 2025, Ramdan menyebut, imbal hasil (yield) SBN 10 tahun turun menjadi 6,16 persen di penutupan Kamis, dan stabil di angka tersebut saat pembukaan pasar Jumat pagi. Di sisi global, yield obligasi pemerintah AS 10 tahun justru naik tipis menjadi 4,157 persen.
Sementara itu, premi risiko gagal bayar (CDS) Indonesia 5 tahun per 11 Desember 2025 juga tercatat naik tipis menjadi 72,99 bps, dibandingkan 71,28 bps pada 5 Desember.
3. BI optimalkan bauran kebijakan

Menyikapi perkembangan tersebut, Ramdan menyatakan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," katanya.


















