Dolar Hajar Rupiah Imbas Rencana Kebijakan Trump

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong memprediksi rupiah akan melemah terhadap dolar AS, yang terus menguat akibat kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif yang direncanakan oleh Donald Trump.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang masih melanjutkan penguatan oleh kekhawatiran investor akan kebijakan tarif Trump," ujarnya.

Sementara itu, para investor juga menantikan data penjualan ritel Indonesia yang akan dirilis siang ini. Itu adalah laporan yang menggambarkan total penjualan barang di sektor ritel dalam periode tertentu.

Data tersebut mencerminkan seberapa besar pengeluaran konsumen pada produk-produk ritel, seperti pakaian, makanan, elektronik, dan barang kebutuhan sehari-hari, dan digunakan sebagai indikator kesehatan ekonomi domestik.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyoroti sejumlah pejabat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed), termasuk Ketua the Fed Jerome Powell yang akan memberikan pidato minggu ini. Pidato mereka diharapkan memberi petunjuk lebih lanjut tentang prospek suku bunga AS.

Selain itu, rilis data inflasi konsumen AS pada hari yang sama juga akan menjadi fokus, terutama jika angka inti inflasi melebihi 0,3 persen. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan pelonggaran suku bunga pada Desember 2024.

"Semua ini dipandang sebagai hal yang menguntungkan bagi dolar dalam jangka panjang, meskipun belum terlihat seperti apa kebijakan Trump yang sebenarnya akan diterapkan," ujarnya.

Menurut perkiraan Lukman, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.650 hingga Rp15.800 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Sementara Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif, namun diperkirakan akan ditutup melemah dalam kisaran Rp15.670 hingga Rp15.770 per dolar AS.