Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ekspor. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi ekspor. (IDN Times/Arief Rahmat)

Intinya sih...

  • Industri pengolahan topang laju ekspor nonmigas

  • Sektor industri pengolahan kontributor utama dalam mendorong kinerja ekspor nonmigas

  • Komoditas yang paling banyak menyumbang pertumbuhan ekspor dari sektor ini antara lain minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, dan barang perhiasan

  • Ekspor komoditas unggulan Indonesia per Agustus alami kenaikan

  • Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 24,96 miliar dolar AS pada bulan Agustus

  • Peningkatan ekspor nonmigas didorong oleh naiknya nilai

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kinerja ekspor Indonesia terus menunjukkan tren positif. Sepanjang periode Januari hingga Agustus 2025, nilai ekspor nasional tercatat mencapai 185,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau mengalami kenaikan sebesar 7,72 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M.Habibullah menjelaskan pertumbuhan ekspor ini sebagian besar ditopang oleh kinerja ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan signifikan. Nilai ekspor nonmigas tercatat sebesar 176,09 miliar dolar AS, naik 9,15 persen dibandingkan Januari–Agustus 2024. Sementara itu, ekspor migas justru mengalami penurunan sebesar 14,4 persen dengan nilai 9,4 miliar dolar AS.

"Bila dilihat berdasarkan sektornya, peningkatan ekspor nonmigas secara kumulatif terutama terjadi di sektor industri pengolahan dan pertanian," ucap Habibullah dalam Konferensi Pers BPS, Rabu (1/10/2025).

1. Industri pengolahan topang laju ekspor nonmigas

Meubelair industri pengolahan kayu milik Lapas Klas 1 Surabaya yang memberdayakan napi. Dok. Humas Kemenkumham Jatim.

Bila dirinci, sektor industri pengolahan menjadi kontributor utama dalam mendorong kinerja ekspor nonmigas, dengan memberikan andil sebesar 12,26 persen selama periode tersebut.

Komoditas yang paling banyak menyumbang pertumbuhan ekspor dari sektor ini antara lain minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, bahan kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, barang perhiasan dan barang berharga, serta semikonduktor dan berbagai komponen elektronik lainnya.

"Ekspor sektor industri pengolahan naik cukup besar yakni minyak kelapa sawit logam dasar bukan besi, kimia dasar oogranik bersumber hasil pertanian, barang perhiasan dan barang berharga dan semi kundoktor dan komponen elektronik lainnya," ujarnya.

2. Ekspor komoditas unggulan Indonesia per Agustus alami kenaikan

Jenis komoditas ekspor dan impor

Secara khsusus untuk periode Agustus, Habibullah menjelaskan nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 24,96 miliar dolar AS. Angka ini naik sebesar 5,78 persen dibandingkan Agustus 2024.

Ekspor migas pada bulan tersebut mencapai 1,07 miliar dolar AS, atau turun 10,88 persen secara tahunan. Sebaliknya, ekspor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 6,68 persen dengan nilai mencapai 22,38 miliar dolar AS.

Peningkatan ekspor nonmigas Agustus 2025 terutama didorong oleh naiknya nilai ekspor sejumlah komoditas unggulan:

  • Lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15): naik 51,07 persen, berkontribusi 5,18 persen

  • Logam mulia dan perhiasan (HS 71): naik 34,76 persen, andil 1,02 persen

  • Nikel dan produk turunannya (HS 75): naik 35,34 persen, andil 0,98 persen

3. Industri pengolahan masih jadi motor utama ekspor Indonesia

Ilustrasi ekspor-impor (Pixabay)

Dilihat dari struktur sektoralnya, total ekspor nonmigas pada Agustus 2025 mencapai 23,89 miliar dolar AS, atau tumbuh 6,68 persen dibandingkan Agustus tahun lalu yang sebesar 22,39 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang sebesar 0,60 miliar dolar AS, sektor pertambangan dan lainnya sebesar 3,40 miliar dolar AS, serta sektor industri pengolahan sebesar 19,82 miliar dolar AS.

"Secara tahunan, sektor pertanian dan industri pengolahan mencatat pertumbuhan, sementara sektor pertambangan mengalami penurunan," ucapnya.

Habibullah menjelaskan sektor industri pengolahan, terjadi kenaikan sebesar 11,68 persen, dengan kontribusi terhadap total ekspor nonmigas mencapai 8,78 persen.

"Kenaikan ini kembali didorong oleh lonjakan ekspor komoditas seperti minyak sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik berbasis pertanian, barang perhiasan, serta komponen elektronik dan semikonduktor," ucapnya.

Secara keseluruhan, capaian ini mencerminkan sektor industri pengolahan masih menjadi motor utama ekspor Indonesia di tengah tantangan ekonomi global. Dengan tren yang positif ini, diharapkan ekspor nasional terus menguat hingga akhir tahun dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Editorial Team