116 Ribu Ton Ikan Tilapia dari Sumut Diekspor ke AS

- Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) mengekspor 116 ribu ton ikan tilapia ke AS, begitu juga ke Eropa dan Asia.
- Ikan tilapia yang diekspor dibudidaya di sejumlah wilayah di Sumatra Utara (Sumut).
- Proses produksi ikan tilapia untuk diekspor oleh Regal Springs Indonesia menyerap lebih dari 2 ribu tenaga kerja.
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menjadi negara tujuan ekspor utama produk perikanan Indonesia, dengan nilai perdagangan hingga 1,9 miliar dolar AS.
Selain AS, negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia adalah China, ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa. Salah satu produk perikanan yang diekspor adalah ikan tilapia dari Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara.
Selama satu dekade, Indonesia melalui Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) mengekspor 116 ribu ton ikan tilapia ke AS, begitu juga ke Eropa dan Asia.
“Pada hari ini, Regal Springs Indonesia melepas 113 metrik ton produk hilirisasi ikan tilapia ke AS. Di 2025, ekspor kami ke AS akan mencapai lebih dari 6.000 metrik ton, yang merupakan pencapaian signifikan dan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi serta kualitas,” kata Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, Rudolf Hoeffelman dikutip Minggu, (28/9/2025).
1. Serap lebih dari 2 ribu tenaga kerja

Produk Regal Springs Indonesia mayoritas adalah fillet tilapia beku, dengan lebih dari 90 persen ekspor ke AS. Selain produk fillet, Regal Springs Indonesia juga mengeskpor produk sampingan (by products), seperti kulit, sisik, dan bagian ikan lainnya yang dimanfaatkan industri lain untuk dijadikan produk bernilai tambah.
Untuk mengekspor, ikan tilapia diolah di Hatchery, Farming, Feedmill hingga Processing Plant. Rudolf mengatakan, investasi pada pusat produksi mencapai lebih dari 100 juta dolar AS, dan menyerap lebih dari 2 ribu tenaga kerja.
"Kami berharap ekspor tilapia ini mendapat dukungan riil dari pemerintah pusat dan daerah agar kami juga terus memberikan kontribusi signifikan secara berkelanjutan, memberdayakan lebih banyak masyarakat, memberikan efek berganda bagi komunitas masyarakat serta UMKM di sekitar area operasional kami,” ujar Rudolf.
Dia mengatakan, perusahaan akan melanjutkan nvestasi dalam operasi terintegrasi untuk mendukung hilirisasi dan menghasilkan produk bernilai tambah.
2. RI masih bersaing dengan China dan Vietnam

Data Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan, hingga kuartal I-2025, produksi Tilapia global didominasi oleh China dengan tujuan ekspor masih terkonsentrasi ke AS, senilai 118 juta dolar AS. Angka tersebut naik 42 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Negara-negara tetangga seperti Vietnam juga menunjukkan peningkatan produksi dan ekspor yang cukup signifikan. Rudolf mengatakan, kondisi itu perlu disikapi oleh pemerintah dan pelaku usaha melalui inovasi dan perbaikan baik dari sisi hulunya yakni pembenihan dan budidaya, hingga sektor pengolahan di hilirnya.
3. Investasi dan hilirisasi harus ditingkatkan buat perluas pasar ekspor tilapia

Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Iwan Suryana mengatakan, Regal Springs Indonesia, salah satu PMA champions di sektor perikanan, yang telah 35 tahun lebih melakukan investasi di Indonesia di sektor perikanan, terutama ikan Tilapia yang merupakan salah satu produk komoditas perikanan unggulan Indonesia.
Sebagai informasi, ikan tilapia merupakan salah satu dari enam komoditas utama yang didorong pengembangannya di dalam Roadmap Hilirisasi Investasi Strategis. Adapun komoditas lainnya yaitu ikan tuna-cakalang-tongkol (TCT), udang, rajungan, garam, dan rumput laut. Dari 6 komoditas tersebut, Regal Springs Indonesia memproyeksikan adanya potensi investasi sebesar 15,3 miliar dolar AS hingga 2040 mendatang.
“Regal Springs Indonesia merupakan salah satu success story tentang bagaimana kolaborasi antara investasi asing, pemerintah dan masyarakat mengembangkan kekayaan sumber daya alam Indonesia terutama di sektor perikanan yang berhasil menjadi salah satu sumber devisa negara,” ujar Iwan.
Iwan mengatakan, pemerintah mendorong pengusaha untuk melakukan hilirisasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Untuk mewujudkan itu, investasi perlu ditingkatkan, termasuk di sektor kelautan dan perikanan.
"Investasi juga merupakan salah satu komponen penting yang membentuk pertumbuhan ekonomi bersama dengan konsumsi Masyarakat, belanja pemerintah dan net ekspor,” tutur dia.