Fokus Jualan Pulsa, Bagaimana Proyeksi Kinerja Saham Bukalapak?

- BUKA alih fokus jualan ke produk virtual, hentikan penjualan produk fisik
- Langkah tepat sejalan dengan fokus awal Bukalapak di sektor digital
Jakarta, IDN Times - Keputusan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengalihkan fokus penjualan ke produk virtual dan menghentikan penjualan produk fisik disebut langkah yang tepat. Hal itu lantaran sejalan dengan fokus awal Bukalapak di sektor digital.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, langkah tepat itu juga dapat dilihat dari pergerakan saham BUKA yang relatif sideways.
"Jadi memang penutupan produk fisik marketplace-nya memang sebenarnya ini merupakan langkah yang tepat ya kalau yang saya katakan karena Bukalapak kan fokusnya ke digital marketplace dari sebelum ini. Digital marketplace ini yang menjadi penopang pertumbuhan, baik itu dari sisi total processing value maupun juga gross merchandise value. Memang semestinya itulah yang dipertahankan dan juga dioptimalkan," tutur Nafan kepada IDN Times, Senin (13/1/2025).
1. Industri marketplace jaga daya beli masyarakat

Nafan menambahkan, optimalisasi produk-produk virtual yang dijual di marketplace Bukalapak dianggap sebagai penjaga daya beli masyarakat saat ini. Adapun daya beli masyarakat saat ini secara riil memang tengah tergerus, yang salah satunya disebabkan penurunan presentase kelas menangah sejak pandemik COVID-19.
"Setidaknya karena ada industri marketplace ini kan menjadi perang harga, diskon, atau bakar uang sebagainya. Itu kan yang memang bisa membuat marketplace kita hidup dan e-transaction kita juga terus meningkat ya," kata Nafan.
2. Dampak ke top line dan bottom line BUKA

Lebih lanjut Nafan menjelaskan, fokus Bukalapak untuk berjualan produk-produk virtual akan mampu meningkatkan kinerja top line atau pendapatan total BUKA.
"Harapannya ini akan membuat kinerja dari BUKA ini bisa mampu meningkatkan kinerja top line-nya ya. Untuk bottom line (laba bersih) memang saya rasa harus bersabar karena masih mencatatkan net loss-nya, tapi paling tidak net loss-nya berkurang ya, masih cukup on the right track ya," tutur Nafan.
3. Pergerakan saham BUKA

Saham BUKA ditutup melemah 6 poin atau minus 5 persen ke level Rp114 pada perdagangan akhir pekan lalu atau Jumat (10/1/2025). Hal itu berbarengan dengan maraknya pemberitaan soal peralihan fokus jualan Bukalapak dari produk fisik ke produk virtual.
Sementara untuk perdagangan hari ini, saham BUKA sempat menguat ke level Rp117 per saham sebelum akhirnya ditutup kembali ke level Rp114 per saham. Dengan begitu, harga saham BUKA telah anjlok 86,5 persen sejak IPO pada 2021 dengan harga Rp850 per saham.
"Kalau rekomendasinya ya BUKA itu target price-nya kalau saya ingat ada di kisaran tertinggi itu Rp163 ya, accumulative buy ya kalau hemat saya karena Bukalapak sebenarnya sudah terjadi major sideways dalam daily chart," tutur Nafan.