Garuda Jajaki Calon Investor untuk Danai Ekspansi dan Beli Pesawat

- Manajemen Garuda Indonesia menjalin komunikasi dengan Boeing untuk pembelian pesawat baru secara bertahap.
- Pemerintah memenuhi keinginan AS untuk beli 50 pesawat Boeing sebagai bagian dari strategi diplomatik dan peningkatan daya saing Garuda Indonesia.
- Danantara memberikan suntikan modal Rp6,65 triliun kepada Garuda Indonesia dan Citilink serta melakukan transformasi komprehensif untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Jakarta, IDN Times – Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia, Cahyadi Indrananto, mengonfirmasi saat ini pihaknya tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah calon investor sebagai bagian dari rencana ekspansi bisnis perusahaan. Dia menyebut, beberapa pihak telah menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam skema pendanaan tersebut.
"Secara paralel, kami tengah berdialog dengan sejumlah calon investor dan pemberi dana potensial. Beberapa pihak telah menunjukkan ketertarikan mereka. Kami berharap proses ini dapat berjalan lancar dan hasilnya bisa kami umumkan dalam waktu dekat," ujar Cahyadi kepada IDN Times, Kamis (17/7/2025).
1. Pembelian pesawat akan dilakukan bertahap

Manajemen Garuda Indonesia juga tengah menjalin komunikasi dengan Boeing terkait rencana pembelian armada baru, termasuk pembahasan mengenai jadwal pengiriman pesawat. Langkah ini merupakan bagian dari strategi ekspansi perusahaan guna memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan efisiensi operasional.
"Terkait dengan jadwal pengiriman pesawat, masih menjadi bagian dari diskusi kami dengan pihak Boeing. Umumnya, pembelian pesawat dalam jumlah besar dilakukan secara bertahap dan direncanakan untuk jangka panjang," ujar Cahyadi.
Proses pengadaan pesawat, dijelaskannya, membutuhkan perencanaan menyeluruh, termasuk dalam hal pengiriman dan kesiapan operasional armada baru tersebut. Langkah ini mencerminkan komitmen Garuda Indonesia dalam memperkuat struktur armadanya dan meningkatkan daya saing di industri penerbangan, baik di tingkat nasional maupun regional.
2. Alasan pemerintah penuhi keinginan AS untuk beli 50 pesawat Boeing

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan alasan di balik keputusan pemerintah untuk menyepakati pembelian 50 unit pesawat Boeing 777. Langkah ini merupakan bagian dari strategi diplomatik untuk menurunkan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, sekaligus upaya memperkuat maskapai Garuda Indonesia.
"Memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggaan kita, flag carrier nasional, lahir dalam perang kemerdekaan kita," ujar Prabowo saat baru tiba dari kunjungan luar negeri di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (16/7).
Pengadaan armada baru sangat dibutuhkan oleh Garuda Indonesia demi meningkatkan daya saing maskapai tersebut di tingkat global. Dengan pembelian Boeing, tidak berarti Indonesia meninggalkan Airbus, melainkan mencerminkan titik temu antara kebutuhan nasional dan kepentingan mitra dagang internasional.
"Saya kira gak ada masalah karena kita butuh, mereka ingin jual. Pesawat Boeing juga cukup bagus, kita juga tetap dari Airbus. Jadi, akhirnya terjadi pertemuan dua kepentingan," kata Prabowo.
3. Danantara suntik modal Rp6,65 triliun kepada Garuda Indonesia dan Citilink

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) membeberkan alasan menyuntikkan modal senilai 405 juta dolar AS atau setara Rp6,65 triliun kepada Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia. Wakil Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengatakan sebagai pemegang saham, pihaknya berkewajiban meninjau kondisi masing-masing perusahaan, termasuk potensi bisnis dan dampaknya terhadap perekonomian.
"Dengan keyakinan penuh, kami melakukan proses transformasi komprehensif di Garuda Indonesia," ujar Dony dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Dony, yang juga memimpin Danantara Asset Management (DAM), menyatakan pihaknya bertugas mengelola aset dan investasi BUMN. Oleh sebab itu, dukungan yang diberikan kepada grup Garuda Indonesia merupakan bagian dari pengelolaan tersebut.
Selain suntikan modal, Danantara juga memberikan pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi untuk menyehatkan kinerja perusahaan.
"Bentuk pengelolaan tersebut antara lain menambah ekuitas, melakukan restrukturisasi, serta meningkatkan kinerja. Kami juga merencanakan langkah-langkah strategis seperti merger dan akuisisi yang akan dilaksanakan melalui Danantara Asset Management," tutur Dony.
Dengan bantuan modal ini, ditargetkan grup Garuda Indonesia dapat mencetak laba bersih pada 2026. Sebagai informasi, hingga kuartal I-2025, Garuda Indonesia masih mencatatkan rugi bersih sebesar 76,48 juta dolar AS atau setara Rp1,25 triliun.
"Alasan kami melakukan penambahan ekuitas dan transformasi pada Garuda Indonesia adalah untuk memberikan nilai tambah yang lebih baik dan menjadikan perusahaan lebih kompetitif," ucap Dony.