Jakarta, IDN Times - Harga bitcoin baru-baru ini beranjak di atas 41 ribu dolar AS, level yang belum pernah dicapai sejak sebelum runtuhnya kripto stablecoin TerraUSD pada Mei 2022.
Dilansir Investopedia, bitcoin terus menunjukkan penguatan karena pasar kripto mengantisipasi persetujuan ETF bitcoin spot oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities and Exchange Commission/SEC) dan menantikan peristiwa Bitcoin halving yang akan datang.
Salah satu alasan yang mungkin menyebabkan harga Bitcoin melewati angka 40 ribu dolar AS adalah karena investor semakin percaya diri bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan segera menyetujui ETF bitcoin spot.
Pelaku pasar melihat persetujuan tersebut sebagai perkembangan yang menguntungkan bagi aset digital, karena berpotensi akan menyuntikkan arus masuk baru yang signifikan dari investor tradisional serta perusahaan institusional, seperti kantor keluarga, bank, dan manajer aset.
Seperti halnya aset-aset berisiko lainnya, perubahan sikap bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) baru-baru ini yang tidak terlalu hawkish terhadap kebijakan suku bunga juga telah membantu mendorong sentimen positif investor terhadap bitcoin.
Menurut CoinDesk, investor menarik 37 ribu BTC dari bursa antara 17 November dan 1 Desember yang mengindikasikan niat untuk menahan aset tersebut, bukan malah menjualnya.
Harga bitcoin tetap berada dalam tren naik yang stabil sejak menemukan basis support di sekitar 26 ribu pada pertengahan Oktober 2023.
Meski begitu, pergerakan lebih tinggi telah terjadi pada volume perdagangan yang lesu di berbagai bursa kripto yang dapat meningkatkan risiko fluktuasi harga yang tiba-tiba dan volatilitas yang tinggi.
Investor harus memantau bagaimana harga bereaksi terhadap level psikologis 40 dolar AS yang secara kasar sejajar dengan garis tren naik yang membentang selama enam minggu terakhir.