Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Minyak Naik, Arab Saudi-Rusia Terus Pangkas Produksi

Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Dua raksasa penghasil minyak mentah Arab Saudi dan Rusia menegaskan kembali komitmen pengurangan pasokan minyak hingga akhir tahun pada Senin (6/11/2023). Harga minyak mentah pun saat ini mengalami kenaikan.

Sebelumnya, Kementerian Sumber Energi Saudi telah mengatakan, akan melanjutkan pengurangan produksi secara sukarela 1 juta barel per hari pada Desember. Hal itu untuk mempertahankan produksi sekitar 9 juta barel per hari.

Di sisi lain, puluhan kapal supertanker yang ingin membawa minyak ekspor AS kini bergerak untuk memenuhi permintaan pasar. Setidaknya ada 48 kapal supertanker yang akan menuju pantai Teluk AS dalam tiga bulan ke depan. Ini merupakan jumlah terbesar setidaknya dalam enam tahun terakhir.

1. Saudi mengambil alih kendali harga pasar

ilustrasi industri minyak (Unsplash.com/Zbynek Burival)

Sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, langkah yang dilakukan oleh Saudi dalam memangkas produksi minyaknya sangat berdampak. Upaya Saudi yang akan terus mengurangi produksi hingga Desember, telah membuat harga minyak terus merangkak naik.

"Pengumuman ini menunjukkan bahwa Saudi mengambil alih kendali dalam upaya memperketat pasar dan menaikkan harga," kata John Kilduff, partner di perusahaan investasi Again Capital LLC, dikutip dari Reuters.

Bahkan ada kemungkinan pemangkasan produksi Saudi dapat diperpanjang hingga kuartal pertama tahun 2024. Ahli strategi UBS, Giovanni Staunovo, mengatakan hal tersebut karena permintaan minyak yang biasanya melemah di awal tahun, kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi serta kelompok OPEC+ yang berupaya mendukung stabilitas keseimbangan pasar.

2. Rusia dukung pemangkasan produksi minyak untuk kenaikan harga

Rusia yang juga merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia, juga mengumumkan akan melanjutkan pemangkasan sukarela produksi minyaknya. Moskow bakal memangkas 300 ribu barel per hari dari ekspor minyak mentah dan produk minyak bumi hingga akhir tahun ini.

Dilansir Anadolu, Rusia mendukung kenaikan harga sehingga melakukan pemangkasan produksi. Sejak April tahun ini, Moskow telah mengurangi produksi minyak sebesar 500 ribu barel per hari, dan ekspor minyak sebesar 300 ribu barel per hari pada September.

Kenaikan harga minyak tidak hanya karena pemangkasan produksi Saudi dan Rusia. Namun, ini juga karena melemahnya dolar AS. Minyak yang dipatok dalam dolar AS lebih murah bagi investor dalam mata uang lain, sehingga dapat menyebabkan peningkatan permintaan dan harga.

3. Ekspor minyak AS mencapai angka tertinggi

ilustrasi (Unsplash.com/Chris Pagan)

Kelompok negara penghasil minyak OPEC+ juga mendukung upaya Saudi dan Rusia untuk menaikkan harga. Hal ini turut memicu peningkatan ekspor dari AS, dengan puluhan kapal supertanker memenuhi pantai Teluk AS untuk memenuhi permintaan pasar.

Menurut Business Insider, saat ini produksi minyak mentah AS sedang booming. Setidaknya ada 48 kapal supertanker menuju AS yang akan memuat minyak untuk tiga bulan ke depan. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbesar dalam enam tahun terakhir.

Produksi minyak mentah AS sendiri mencapai angka tertinggi sepanjang masa, sebesar 13,2 juta barel per hari pada bulan lalu. Ekspornya juga berada pada tingkat tertinggi.

Meski produksi minyak AS telah meningkat pesar, tapi banyak kilang di negara itu yang dibangun untuk mengolah minyak yang lebih berat dan asam. AS masih lebih banyak mengimpor dari pada mengekspor minyaknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us