Harga Roti di Mesir Melonjak Imbas Konflik Rusia-Ukraina

Jakarta, IDN Times - Mesir sebagai importir gandum terbesar di dunia menyaksikan kenaikan harga roti nonsubsidi secara dramatis imbas konflik Rusia-Ukraina. Kedua negara tersebut merupakan produsen gandum terbesar di dunia.
Khaled Sabri, anggota divisi toko roti di kamar dagang Mesir, mengatakan kepada Bloomberg bahwa sebungkus lima roti pipih sekarang dapat dijual seharga 7,5 pound Mesir (sekitar Rp. 6.861) di wilayah Kairo, naik dari 5 pound seminggu yang lalu.
Antara 2020 dan 2021, Mesir mengimpor sebagian besar gandumnya yakni sekitar 12,5 juta ton dari Rusia dan Ukraina. Setidaknya, 70 persen dari 102 juta penduduk negara itu bergantung pada roti bersubsidi.
Harga roti bersubsidi saat ini adalah 5 pound Mesir. Perdana Menteri Mostafa Madbouly mengatakan bulan lalu bahwa kenaikan harga roti bersubsidi pasti akan terjadi, mengutip Middle Eeast Eye, Senin (7/3/2022).
1. Mesir masih memiliki cadangan gandum

Juru bicara kabinet Mesir, Nader Saad, memperingatkan bahwa Mesir hanya memiliki cadangan di gudang hingga 9 bulan ke depan. Cadangan tersebut termasuk lima bulan cadangan strategis dan empat bulan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan roti negara untuk jutaan orang Mesir.
Saad menambahkan bahwa Mesir tidak akan dapat membeli gandum dengan harga yang sama dengan yang ditawarkan Rusia sebelumnya.
Kemudian, dia mengatakan ada 14 negara selain Rusia dan Ukraina yang disetujui Kementerian Suplai sebagai sumber pasokan gandum, termasuk negara-negara yang berada di kawasan di luar Eropa seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Paraguay.
2. Kenaikan harga terjadi di seluruh kawasan

Tidak hanya di Mesir, kenaikan harga roti juga terjadi di beberapa negara kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Irak, Lebanon, Tunisia, Aljazair, dan Turki. Di Tunisia, lonjakan harga roti mulai terasa, di mana orang-orang mulai mengantre untuk mendapatkan roti yang lebih mahal.
“Tidak pernah ada uang di akhir bulan. Saya bahkan harus meminjam beberapa. Semuanya menjadi lebih mahal,” kata Khmaes Ammani, penduduk Tunisia, dilansir dari The Guardian.
Hampir setengah dari pasokan gandum Tunisia diimpor dari Rusia dan Ukraina. Meskipun negara itu mengendalikan harga roti, orang-orang khawatir akan potensi krisis.
“Jika harga roti naik, itu berarti pemotongan di tempat lain. Kami membutuhkan roti,” kata Ammani.
3. Dapat menyebabkan kerawanan pangan global

World Food Programme (WFP) pada Jumat telah memperingatkan bahwa gangguan pasokan gandum akibat konflik Rusia-Ukraina bisa memicu kerawanan pangan global.
Badan tersebut mencatat, Rusia dan Ukraina memasok sekitar 29 persen dari perdagangan gandum dunia, dan gangguan dalam proses produksi dan ekspor dapat meningkatkan harga pangan yang lebih tinggi.
Harga gandum terus naik pada hari Senin dengan melonjaknya asuransi dan biaya pengiriman akibat efek perang.