Harita Nickel Resmi IPO, Raup Dana Rp9,99 Triliun
Jakarta, IDN Times - Perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel, PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel resmi mencatatkan saham perdananya atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/4/2023).
Perusahaan dengan kode emiten NCKL itu jadi perusahaan ke-31 yang berhasil IPO pada tahun ini. NCKL menawarkan ke masyarakat sebanyak 7.997.600.000 saham dengan nominal Rp100 per saham atau setara dengan 12,67 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Adapun harga final saham NCKL yang ditetapkan dalam aksi korporasi ini adalah sebesar Rp1.250 per saham.
"Perusahaan juga mengalokasikan saham sekitar 35 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation/ESA), di mana harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran," ucap Presiden Direktur NCKL, Roy A Arfandy dalam seremoni IPO pagi ini.
1. Penggunaan dana IPO

NCKL pun kemudian sukses meraup dana sebesar Rp9,997 triliun dari IPO yang dilakukan hari ini.
Roy pun menyampaikan, dana yang diperoleh dari hasil IPO rencananya sebesar 50,4 persen akan digunakan NCKL untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui modal dan pinjaman.
"Sementara lebih dari 40 persen dana untuk membayar utang dan sisanya untuk belanja modal dan modal kerja," kata dia.
2. IPO NCKL oversubscribed

Di sisi lain, IPO yang dilakukan NCKL mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed
Roy mengatakan, partisipasi investor publik tidak hanya berasal dari pemodal dalam negeri, tetapo juga dari investor kelembagaan luar negeri.
"Kami mengapresiasi dan berterima kasih terhadap tingginya antusiasme investor terhadap IPO NCKL. Terjadinya oversubscribed merupakan wujud nyata kepercayaan yang diberikan oleh investor terhadap prospek cerah industri pengolahan nikel yang dikelola oleh Perseroan," ujar Roy.
3. NCKL bukukan kinerja positif selama 2022

Sebagai informasi, NCKL mampu membukukan kinerja positif selama 2022. Hal itu dibuktikan lewat pendapatan NCKL dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp9,04 triliun selama periode Januari 2022 hingga November 2022.
Pencapaian itu naik 17,40 persen dibandingkan pendapatan NCKL pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp7,70 triliun.
NCKL juga mencatatkan kenaikan laba usaha sebesar 18,43 persen, dari Rp3,31 triliun menjadi Rp3,92 triliun per 30 November 2022.
Di sisi lain, NCKL kini telah menyelesaikan 3 lini produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL) dan telah mencapai 100 persen kapasitas produksi sehingga total kapasitas produksi mencapai 55 ribu metal ton per tahun.
"Tidak berhenti di situ, NCKL semakin ke hilir dengan memasuki fase commisioning untuk produksi nikel sulfat sejak awal April 2023. Ini akan menjadi tonggak sejarah baru dalam industri baterai kendaraan listrik dengan hadir dan beroperasinya pabrik nikel sulfat pertama di Indonesia," beber Roy.