Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tulisan inflasi di atas meja (Pexels.com/Markus Winkler)
Ilustrasi tulisan inflasi di atas meja (Pexels.com/Markus Winkler)

Intinya sih...

  • Inflasi bulanan Indonesia April 2025 sebesar 1,17 persen, tahunan 1,95 persen
  • Kelompok pengeluaran terbesar penyumbang inflasi: perumahan, air, listrik, bahan bakar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Indonesia pada April 2025 sebesar 1,17 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Sedangkan secara tahunan, inflasi Indonesia sebesar 1,95 persen year on year (yoy).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan, secara bulanan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan 107, 22 pada Maret 2025 menjadi 108,47 pada April 2025.

"Pada April 2025 terjadi inflasi sebesar 1,17 persen secara bulanan atau month to month. Secara year on year terjadi inflasi sebesar 1,95 persen dan secara tahunan, kalender year to date terjadi inflasi sebesar 1,56 persen," ujar Pudji, Jumat (2/5/2025).

1. Komponen penyumbang inflasi

Ilustrasi Listrik PLN. (IDN Times/Arief Rahmat)

Pudji mengatakan, tingkat inflasi pada April 2025 ini secara bulanan lebih rendah dari sebelumnya. Tercatat, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

"Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 6,60 persen, dan memberikan andil inflasi sebesar 0,98 persen," kata dia.

2. Tarif listrik sumbang 0,97 persen terhadap inflasi

ilustrasi (Pixabay.com/Geralt)

Komoditas utama yang memicu inflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang memberikan andil inflasi sebesar 0,97 persen. Hal ini dikarenakan harga tarif listrik sudah kembali normal setelah sempat didiskon 50 persen pada Januari dan Februari lalu.

"Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,16 persen, kemudian bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen, dan tomat dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen," kata Pudji.

3. Komponen harga diatur pemerintah catatkan inflasi 5,21 persen

Ilustrasi inflasi (pixabay.com/Alexandra_Koch)

Lebih lanjut, kata Pudji, secara umum seluruh komponen mengalami inflasi pada April 2025. Inflasi yang tertinggi terjadi pada bulan ini utamanya didorong oleh inflasi komponen harga yang diatur oleh pemerintah.

Adapun inflasi pada komponen harga diatur pemerintah sebesar 5,21 persen, komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,98 persen.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi untuk komponen harga diatur pemerintah ini adalah tarif listrik, tarif angkutan udara dan tarif kereta api," kata dia.

Demikian juga dengan komponen inti yang mengalami inflasi sebesar 0,31 persen, komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,20 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi untuk komponen inti adalah emas perhiasan dan mobil.

Sementara itu, komponen harga bergejolak justru mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada April kemarin. Komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen. 

Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada komponen harga bergejolak ini adalah cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel dan jagung manis.

Pudji menyebut, secara bulanan hampir seluruh provinsi mengalami inflasi kecuali pada provinsi Papua Pegunungan yang mengalami deflasi sebesar 0,90 persen dan inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Barat yaitu sebesar 1,77 persen.

Editorial Team