Investor Tesla Cemburu soal Twitter, Ini Kata Elon Musk

Jakarta, IDN Times – Langkah Elon Musk membeli Twitter telah menimbulkan kekhawatiran di antara para investor Tesla, perusahaan mobil listrik yang dipimpin Musk. Para investor tersebut khawatir keputusan Musk membeli Twitter akan membuat perhatiannya beralih dari Tesla ke perusahaan media sosial itu.
Menanggapi ini, Chief Executive Officer Tesla itu pada Selasa (10/5/2022) mengatakan bahwa dia akan bertahan di perusahaan mobil listriknya selama dia berguna.
“Selama saya bisa berguna,” kata Musk di konferensi FT Future of the Car 2022 ketika ditanya tentang berapa lama dia akan tinggal di Tesla.
1. Elon Musk jual saham Tesla untuk beli Twitter

Channel News Asia melaporkan bahwa Musk juga mengatakan tindakan penguncian COVID-19 di China tidak akan menjadi masalah signifikan dalam beberapa minggu mendatang, di tengah sibuknya pabrik Tesla di Shanghai untuk meningkatkan produksi setelah melakukan penangguhan bulan lalu.
Kekhawatiran itu muncul setelah pada akhir April lalu Musk mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS dalam bentuk tunai. Baru-baru ini, Musk telah menjual saham Tesla senilai 8,5 miliar dolar AS dan berencana meminjam beberapa saham Tesla untuk membantu membiayai kesepakatan pembelian Twitter.
2. Musk bakal jadi CEO Twitter

Beberapa sumber juga telah mengatakan kepada media bahwa Musk akan menjadi CEO sementara Twitter setelah kesepakatan ditutup kelak.
Sebelumnya pada Desember lalu, Musk pernah menulis di Twitter bahwa dia berpikir untuk meninggalkan pekerjaannya dan menjadi influencer penuh waktu, meskipun tidak jelas apakah dia serius atau tidak untuk berhenti dari perannya.
3. Pandangan bisnis Musk

Pada Juli lalu, Musk juga mengatakan bahwa dia telah berusaha sangat keras untuk tidak menjadi CEO Tesla. “Tetapi saya harus (menjadi CEO) atau terus terang Tesla akan mati,” tweetnya.
Dalam kesempatan lain, Musk pernah mengatakan dia tidak melihat banyak manfaat dalam menggabungkan Tesla, SpaceX, dan afiliasi lainnya di bawah satu payung. Pada saat itu, ia mengatakan alasannya adalah karena tiap perusahaan memiliki tujuan dan basis pemegang saham yang berbeda.