Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Iran-Pakistan Berusaha Selesaikan Masalah Pembangunan Pipa Gas

ilustrasi (Pexels.com/Kateryna Babaieva)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian melakukan kunjungan tiga hari ke Pakistan pada Kamis (3/8/2023). Bertemu dengan timpalannya Bilawal Bhutto Zardari, Iran disebut berusaha menyelesaikan masalah pengoperasian pipa gas dari Iran ke Pakistan.

Iran dan Pakistan melakukan kerja sama penyaluran gas dari Teheran ke Pakistan pada 2013. Teheran telah menyelesaikan pembangunan pipa hampir 2.700 kilometer dan meminta Pakistan untuk menyelesaikan bagiannya. Tapi Islamabad mengatakan bahwa saksi Amerika Serikat (AS) kepada Iran jadi penghambat.

1. Iran garisbawahi pentingnya proyek pipa gas

ilustrasi (Unsplash.com/SELİM ARDA ERYILMAZ)

Tidak ada penjelasan yang rinci mengenai hasil pembicaraan yang telah dilakukan Abdollahian. Usai bertemu Zardari, dia melakukan konferensi pers bersama yang berbicara dibantu penerjemah resmi.

"Kami yakin penyelesaian pipa gas Iran-Pakistan pasti akan melayani kepentingan nasional kedua negara ini," kata Abdollahian dikutip dari Associated Press.

Abdollahian menggarisbawahi pentingnya proyek pipa dari Iran ke Pakistan. Tapi dia tidak menjelaskan apakah akan menjatuhkan denda kepada Islamabad karena gagal memenuhi tenggat waktu penyelesaian proyek tersebut.

2. Menlu Pakistan tidak menyinggung masalah pipa gas

Proyek pipa gas Iran-Pakistan diluncurkan pada 2013. Dalam perjanjian yang disepakati, Pakistan harus menyelesaikan bagiannya pada akhir 2014. Tapi pekerjaan terhenti dan Iran kesal sebab telah menginvestasikan 2 miliar dolar atau sekitar Rp30,3 triliun.

Dilansir VOA News, Zardari pada bagiannya dalam konferensi pers menyampaikan berbagai pembicaraan tentang peningkatan hubungan bilateral dan regional. Tetapi dia tidak membahas nasib proyek pipa gas yang lama tertunda.

Awal tahun ini dalam sidang komite parlemen Pakistan menyebutkan, bahwa Islamabad harus menyelesaikan bagiannya membangun pipa pada Maret 2024. Jika tidak, maka mungkin harus membayar 18 miliar dolar (Rp272 triliun) sebagai denda kepada Iran.

3. Sanksi AS kepada Iran jadi kendala Pakistan

Bendera Pakistan (Unsplash.com/Abuzar Xheikh)

Proyek pipa Iran-Pakistan adalah proyek lama bersama India. Ini dimulai pada 1995 sebagai upaya penyaluran gas dari ladang South Pars Iran. Tetapi New Delhi keluar pada tahun 2008 dari kerjasama itu.

Iran dan Pakistan tetap melanjutkan kerja sama. Namun Islamabad menuduh sanksi AS kepada Teheran telah menjadi salah satu penghambat utama. Dilansir Al Monitor, bulan Maret lalu Islamabad telah mengirim delegasi ke Washington DC.

Delegasi tersebut meminta AS mengizinkan Pakistan membangun pipa atau membantu membayar denda keuangan. Tapi Washington dikabarkan masih meninjau permintaan tersebut.

Bulan Mei lalu, Menteri Perdagangan Pakistan Syed Naveed Qamar menekankan perlunya mempercepat proyek pipa gas. Jika tidak, maka ada kesempatan besar yang dilewatkan oleh Pakistan, kata Qamar.

Selain masalah sanksi AS, proyek yang tertunda itu juga karena masalah lain yakni ketidakstabilan keamanan. Wilayah perbatasan Iran-Pakistan yang dulu sepi, kini telah berubah jadi tempat persembunyian para militan, melakukan operasi penyelundupan yang dilindungi mafia lokal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us