Jack Ma: AI Harus Melayani, Bukan Menggantikan Manusia

Jakarta, IDN Times - Jack Ma kembali muncul di hadapan publik dengan pesan kuat soal kecerdasan buatan (AI). Dalam pertemuan internal bersama staf Alibaba Group di Hangzhou, ia mengatakan AI harus dikembangkan untuk membantu manusia, bukan menggantikannya. Ia menyampaikan hal ini saat memberikan sambutan singkat pada Kamis (10/4/2025).
“Kami tidak mencoba membuat mesin seperti manusia. Kami mencoba membuat mesin memahami manusia, berpikir seperti manusia, dan melakukan hal yang tidak bisa manusia lakukan,” kata Ma, dikutip dari The Edge Malaysia, Selasa (15/4).
Dalam pernyataan yang juga dirilis oleh Yicai Global, ia mengatakan bahwa teknologi seharusnya membebaskan umat manusia, bukan mengendalikan mereka.
1. Investasi jumbo Alibaba dalam AI tembus Rp880 triliun

Pada 24 Februari, CEO Alibaba Eddie Wu menyatakan bahwa perusahaan akan berinvestasi lebih dari 52,4 miliar dolar AS (sekitar Rp880 triliun) dalam pengembangan AI dan infrastruktur cloud selama tiga tahun ke depan. Strategi ini mempertegas pergeseran fokus Alibaba menuju teknologi masa depan. Ia menyebut bahwa tujuan utama perusahaan saat ini adalah membangun artificial general intelligence yang mampu meniru kecerdasan manusia.
Ma juga hadir dalam rapat awal tahun unit cloud computing Alibaba, momen yang cukup langka sejak dirinya pensiun pada 2019. Dalam kesempatan tersebut, ia menyebut bahwa sumber daya dan bakat teknis Alibaba Cloud adalah fondasi utama yang menopang ambisi perusahaan di bidang AI.
Alibaba Cloud menjadi salah satu tulang punggung utama dalam era AI, dan perannya kini semakin besar. Menurut data Tianyi Think Tank, porsi belanja AI Alibaba sebelumnya hanya 4 persen dari total investasi. Namun setelah 2023, angka itu melonjak drastis menjadi 50 persen.
2. Sejarah panjang Alibaba jadi inspirasi arah teknologi ke depan

Dalam refleksi atas perjalanan 25 tahun Alibaba pada September lalu, Ma mengulas berbagai langkah inovatif yang pernah diambil perusahaan. Ia menyatakan bahwa teknologi harus melayani orang biasa dan menjawab kebutuhan nyata. Ketika belum ada layanan pembayaran, Alibaba menciptakannya. Saat belum ada logistik, perusahaan turut membangunnya.
Ma juga mengingatkan bahwa Alibaba berinvestasi di cloud computing saat infrastruktur internet masih terbatas. Dan saat kepercayaan finansial sulit didapat, Alibaba menciptakan sistem kredit yang bernilai. Semua langkah itu menunjukkan keyakinan Ma bahwa teknologi harus lahir dari kebutuhan masyarakat, bukan ambisi segelintir elit.
Visi ini kini kembali mendorong Alibaba melangkah di ranah AI dengan pendekatan yang sama.
“Teknologi bukan hanya tentang menaklukkan bintang dan lautan,” kata Ma dalam pernyataan yang disampaikan ke Bloomberg.
“Ini tentang menjaga semangat yang ada di antara kita semua,” lanjutnya.
3. Alibaba gandeng unicorn lokal demi dominasi AI domestik

Sejalan dengan ambisi barunya, Alibaba mulai memperkuat portofolio AI dengan menggandeng sejumlah startup lokal. Perusahaan telah menanamkan modal di beberapa unicorn AI asal China seperti Zhipu AI, MiniMax, dan Moonshot AI. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya untuk memperluas pengaruh sekaligus mempercepat inovasi.
Pendekatan lokal ini juga mencerminkan strategi Alibaba untuk bersaing dengan raksasa teknologi global. Perusahaan ingin menunjukkan bahwa AI buatan China mampu menyaingi produk dari OpenAI maupun Deepseek. Lewat model AI unggulannya yang bernama Qwen, Alibaba disebut telah berhasil menarik perhatian dunia.
Pergeseran ini tidak hanya memperkuat posisi Alibaba di ranah teknologi, tetapi juga merefleksikan rehabilitasi citra Jack Ma di mata pemerintah China. Setelah sempat ‘menghilang’ usai berselisih dengan otoritas, ia kembali tampil dalam forum elite bersama Presiden Xi Jinping tahun lalu untuk membahas masa depan teknologi.