- Rasio cakupan bunga (interest coverage ratio): Mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga utangnya, dengan membagi laba operasi dengan beban bunga. Semakin tinggi rasionya, solvabilitas dinilai semakin baik.
- Rasio utang terhadap aset (debt-to-assets ratio): Menunjukkan struktur modal dan kesehatan solvabilitas dengan membandingkan total utang dengan total nilai aset.
- Rasio lain yang juga umum dipakai meliputi Debt to Equity, Debt to Capital, Debt to Tangible Net Worth, Total Liabilities to Equity, Total Assets to Equity, dan Debt to EBITDA.
Jangan Salah! Ini Beda Solvabilitas vs Likuiditas Perusahaan

- Memahami solvabilitas dalam operasional bisnis
- Menganalisis solvabilitas dengan rasio utama
- Perbandingan solvabilitas dan likuiditas
Jakarta, IDN Times - Kesehatan finansial sebuah perusahaan rupanya tidak hanya dilihat dari kemampuannya membayar utang mendesak, tetapi juga dari kemampuan memenuhi seluruh kewajiban jangka panjang atau yang dikenal sebagai solvabilitas.
Dilansir Investopedia, parameter ini disebut sebagai cerminan daya tahan operasional dan kesehatan finansial perusahaan secara menyeluruh.
Untuk mengetahui solvabilitas sebuah entitas bisnis, cara paling cepat adalah dengan melihat ekuitas pemegang saham, yang didapatkan dari selisih total aset dikurangi total liabilitas (utang).
1. Memahami solvabilitas dalam operasional bisnis

Sebuah entitas, baik bisnis maupun individu, dapat dikatakan solvent (mampu membayar) jika seluruh utang dapat dilunasi. Penilaian tercepat atas kemampuan ini adalah dengan menghitung ekuitas pemegang saham, yang menjadi nilai akhir yang tersisa apabila perusahaan harus segera dilikuidasi untuk membayar semua utangnya.
Namun, banyak perusahaan tercatat memiliki ekuitas pemegang saham yang negatif, yang merupakan tanda ketidakmampuan bayar (insolvency). Nilai ekuitas negatif ini menunjukkan perusahaan tidak memiliki nilai buku. Bagi pemilik usaha kecil, kondisi ini bahkan bisa berujung pada kerugian pribadi jika perusahaan harus ditutup tanpa perlindungan tanggung jawab terbatas.
Posisi ekuitas pemegang saham negatif umumnya ditemui pada perusahaan swasta yang baru berkembang, startup, atau perusahaan publik yang baru melantai di bursa. Seiring bertambahnya usia dan kematangan, posisi solvabilitas perusahaan biasanya akan membaik.
Meski demikian, sejumlah kejadian dapat meningkatkan risiko solvabilitas, bahkan pada perusahaan yang kuat. Contohnya, masa berlaku paten yang akan habis memungkinkan kompetitor memproduksi produk serupa, sehingga perusahaan kehilangan pendapatan dari royalti.
Selain itu, perubahan regulasi yang berdampak langsung pada operasional, atau putusan hukum besar yang mewajibkan pembayaran ganti rugi, juga dapat memicu masalah solvabilitas.
Dalam praktiknya, solvabilitas dan likuiditas (kemampuan bayar kewajiban jangka pendek) sering dianalisis bersamaan, khususnya saat perusahaan berada dalam kondisi tidak solvent. Meskipun berbeda, perusahaan dimungkinkan tidak solvent tetapi masih memiliki arus kas reguler dan modal kerja yang stabil.
2. Menganalisis solvabilitas dengan rasio utama

Selain cara sederhana mengurangkan liabilitas dari aset, rasio solvabilitas biasanya dihitung dengan rumus: (Laba bersih + depresiasi dan amortisasi) / total liabilitas. Rumus ini sering digunakan sebagai langkah awal dalam menganalisis solvabilitas.
Beberapa rasio lain digunakan untuk menganalisis solvabilitas secara lebih mendalam, di antaranya:
Penting untuk diketahui rasio solvabilitas berbeda-beda di setiap industri. Oleh sebab itu, penting untuk memahami standar rasio yang dianggap baik dalam sektor tertentu sebelum menilai kondisi perusahaan. Rasio yang lebih rendah dari rata-rata industri dapat menjadi sinyal adanya potensi masalah keuangan di masa depan.
3. Perbandingan solvabilitas dan likuiditas

Solvabilitas dan likuiditas memiliki fokus berbeda. Solvabilitas berurusan dengan kemampuan memenuhi seluruh kewajiban keuangan (jangka panjang dan pendek), sementara likuiditas hanya berfokus pada kewajiban jangka pendek. Perbedaan inilah yang membuat pemeriksaan tingkat likuiditas menjadi penting ketika nilai buku perusahaan negatif.
Cara cepat memeriksa likuiditas adalah dengan menghitung modal kerja (working capital), yakni selisih liabilitas jangka pendek dari aset jangka pendek. Perhitungan ini menunjukkan berapa banyak dana yang tersedia untuk membayar tagihan dalam waktu dekat. Aset dan liabilitas jangka pendek adalah yang jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun.
Sebuah perusahaan, menurut laporan yang ada, bisa bertahan dalam kondisi tidak solvent untuk sementara waktu, namun tidak dapat bertahan tanpa likuiditas. Beberapa rasio yang berguna untuk menilai likuiditas antara lain Quick Ratio, Current Ratio, dan Working Capital Turnover.


















