Jelang Akhir Tahun, Kemenkeu Bakal Terbitkan Dimsum Bond

- Kemenkeu rencanakan penerbitan dimsum bond pada kuartal IV-2025 sebagai bagian dari diversifikasi instrumen utang pemerintah tahun ini.
- Belum ada detail kapan dan target dari penerbitan dimsum bond, karena aturan pasar modal melarang pengumuman tanggal spesifik pelaksanaan penerbitan.
- Realisasi penerbitan SBN ritel sampai 31 Agustus capai Rp103 triliun, dengan Kemenkeu terus mendorong peningkatan minat investor SBN ritel serta mengembangkan inovasi instrumen SBN dan pembiayaan kreatif.
Bogor, IDN Times – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menerbitkan surat utang berdenominasi renminbi atau dimsum bond pada kuartal IV-2025. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Suminto menjelaskan, penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari strategi diversifikasi instrumen utang pemerintah tahun ini.
“Dim sum bond masih kami pertimbangkan untuk diterbitkan pada kuartal IV. Memang sekarang sudah masuk kuartal IV, tapi saya terikat dengan protokol pasar modal, jadi tidak boleh menyebutkan tanggal pasti penerbitannya, misalnya 20 Oktober. Karena itu, kami sampaikan secara normatif saja, sesuai aturan pasar modal,” kata Suminto di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).
2. Belum ada detail kapan dan target dari penerbitan dimsum bond

Meskipun target penerbitan direncanakan pada akhir tahun ini, nilai emisi dimsum bond masih akan disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan kas negara. Namun, ia menyinggung adanya aturan dari otoritas pasar modal yang melarang penerbit instrumen utang mengumumkan tanggal spesifik pelaksanaan penerbitan.
“Di pasar global, kami tidak boleh mengumumkan secara spesifik, tapi penerbitan ini masih dalam konteks strategi issuance kami di kuartal IV,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan surat utang global berdenominasi dolar Australia (Kangaroo Bond) pada 7 Agustus 2025 melalui program Australian Medium-Term Notes (AMTN). Transaksi perdana tersebut mendapat respons positif dari investor global, termasuk investor berbasis di Australia, dengan total pemesanan (order book) mencapai sekitar 8 miliar dolar Australia.
3. Realisasi penerbitan SBN ritel sampai 31 Agustus capai Rp103 triliun

Sementara itu, realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel senilai Rp103 triliun per 31 Agustus 2025. Jumlah ini terbagi dalam Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp52 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp51 triliun.
Kemenkeu terus mendorong peningkatan minat investor SBN ritel serta mengembangkan inovasi instrumen SBN dan pembiayaan kreatif. Inovasi ini dilakukan melalui penerbitan green sukuk (global), green sukuk (domestik), Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS), CWLS ritel, Sustainable Development Goals (SDGs) bond (global), SDGs bond (domestik), Samurai Blue Bonds, SUN Ritel SDGs, dan Kangaroo Bonds.
Bila dirinci, nilai penerbitan green sukuk dari 2018 sampai 31 Agustus 2025 mencapai 7,7 miliar dolar AS. Nilai penerbitan green sukuk (domestik) dari 2019 sampai 31 Agustus 2025 sebesar Rp84,72 triliun. Nilai penerbitan CWLS dan CWLS ritel dari 2020 hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp1,17 triliun.
Sementara realisasi penerbitan SDGs Bond (domestik) pada 2021 dan 2024 sebesar 1,25 miliar euro. Realisasi penerbitan Samurai Blue Bonds dari 2023 hingga 2025 sebesar 49,40 miliar yen. Realisasi penerbitan SUN Ritel SDGs pada 2024 sebesar Rp3,04 triliun, dan realisasi penerbitan Kangaroo Bonds sebesar 800 juta dolar Austraia.