Kaji Kenaikan Tarif KRL, KAI Commuter: Kemampuan Bayar Pengguna Tinggi

Jakarta, IDN Times - KAI Commuter mengatakan hasil survei berbagai lembaga menunjukkan, kemampuan dan kesediaan membayar pengguna KRL lebih tinggi dibandingkan tarif yang berlaku saat ini.
Hal itulah yang melatarbelakangi kajian dari penyesuaian atau kenaikan tarif KRL Commuter Line Jabodetabek. Adapun survei itu dilakukan terpisah dengan metode yang berbeda oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub), dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA).
1. Perekonomian masyarakat berubah

VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan kajian terhadap tarif KRL selama ini dilakukan berkala sebagai program untuk mengetahui respons masyarakat terhadap tarif.
Kajian itu utamanya dilakukan di tengah pandemik COVID-19, di mana kondisi perekonomian masyarakat banyak berubah.
"Sebagaimana dipaparkan pada diskusi daring Rabu (12/1/2022) lalu, dari berbagai survei yang dilakukan telah didapat berbagai usulan mekanisme dan besaran tarif sesuai kemampuan membayar dan persepsi masyarakat terhadap layanan KRL," kata Anne dalam keterangan resminya, Jumat (14/1/2022).
2. KAI Commuter klaim telah diskusikan usulan kenaikan tarif bersama pengguna KRL

KAI mengaku telah mengadakan forum group discussion (FGD) dan mengundang perwakilan komunitas pengguna KRL untuk membahas usulan kenaikan tarif.
"Kami bekerja sama dengan DJKA secara berkala melakukan diskusi bersama stakeholder. Diskusi kemarin adalah FGD keempat yang dilakukan untuk menerima masukan dari publik, pengamat, dan akademisi. Kegiatan ini juga masih ditambah pertemuan dengan perwakilan pengguna komunitas KRL dari berbagai wilayah," tutur Anne.
3. KAI Commuter sebut selalu tingkatkan layanan untuk pengguna KRL

Di sisi lain, menurut Anne, KAI Commuter, KAI, dan Kemenhub terus meningkatkan pelayanan bagi pengguna KRL dalam kurun waktu lebih dari lima tahun terakhir. Misalnya, Kemenhub terus membangun infrastruktur perkeretaapian antara lain bangunan stasiun, jalur baru, dan modernisasi sistem persinyalan.
Adapun KAI terus meningkatkan faktor keselamatan dan keandalan prasarana perkeretaapian, dengan meningkatkan perawatan infrastruktur serta pembuatan underpass dan hall pengguna di sejumlah stasiun.
"Sedangkan KAI Commuter memperbaharui dan meningkatkan keandalan sarana perkeretaapian, sehingga tiap tahunnya dapat menambah jumlah perjalanan, jumlah rangkaian KRL yang melayani pengguna, mengembangkan sistem e-ticketing, digitalisasi layanan, dan pada masa pandemi ini menambah fasilitas layanan yang sesuai dengan protokol kesehatan untuk melindungi pelanggan maupun para petugas," kata Anne.
Meski begitu, untuk saat ini, Anne menegaskan tarif lama KRL Commuter Line Jabodetabek, yakni Rp3.000 untuk 25 kilometer (km) pertama, dan Rp1.000 untuk setiap 10 Kilometer berikutnya masih berlaku.