Daya Beli Meningkat, Ekonomi RI Diprediksi Pulih Lebih Cepat Tahun Ini

Pertumbuhan ekonomi global justru merosot

Jakarta, IDN Times - Standard Chartered Bank memprediksi perekonomian RI akan alami pemulihan yang lebih cepat tahun ini. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Asia juga diperkirakan tumbuh secara signifikan pada akhir tahun ini dan tahun depan.

Hal ini disampaikan oleh Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra dalam acara tahunan Global Research Briefing (GRB) H2 2022 untuk Indonesia, Senin (25/7/2022).

Ia juga mengatakan, Standard Chartered Bank telah meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik dari 4,8 persen menjadi 5,1 persen pada 2022 dan mempertahankan proyeksi 5,1 persen di 2023.

“Permintaan yang melambung setelah pandemi, dan terisolasinya daya beli konsumen Indonesia terhadap guncangan harga energi di tingkat global, diperkirakan akan menopang pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini,” kata Aldian.

Baca Juga: Aturan PPKM Berubah dalam Sehari, Kemendagri: Untuk Pemulihan Ekonomi

1. Pemulihan ekonomi RI diharapkan semakin meluas di semester kedua

Daya Beli Meningkat, Ekonomi RI Diprediksi Pulih Lebih Cepat Tahun IniIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Alfian berharap pemulihan ekonomi yang lebih meluas di semester kedua, khususnya pada sektor perdagangan, transportasi, manufaktur, dan jasa seiring dengan membaiknya mobilitas dan aktivitas ekonomi. Harga komoditas diprediksi akan tetap tinggi di semester kedua.

"Hal ini tidak hanya berdampak positif bagi perekonomian Indonesia (khususnya industri pertambangan dan pengolahan komoditas), tetapi juga seharusnya memberikan ruang kebijakan untuk mendukung pertumbuhan melalui pendapatan fiskal yang lebih tinggi dan mengurangi dampak ketidakseimbangan eksternal, yang berujung pada rupiah yang lebih stabil,” ujarnya.

Baca Juga: Temui Jokowi di Istana, Bank Dunia Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

2. Pertumbuhan ekonomi global justru diproyeksikan turun

Daya Beli Meningkat, Ekonomi RI Diprediksi Pulih Lebih Cepat Tahun IniIlustrasi Inflasi (sumber : freepik.com)

Sementara itu, dalam melihat perekonomian global, Standard Chartered menurunkan proyeksi pertumbuhan tahun ini, dari 3,4 persen menjadi 2,9 persen. Hal itu merupakan dampak risiko resesi di AS dan Eropa serta arah gerak inflasi yang tinggi.

Tekanan biaya juga terus meningkat setelah adanya invasi Rusia di Ukraina, serta gangguan pasokan yang belum mereda secara signifikan. Inflasi yang tinggi juga terus memberi tekanan pada kebutuhan rumah tangga dan bisnis.

Namun di banyak negara, penumpukan utang pemerintah terkait pandemi membatasi ruang lingkup dukungan fiskal untuk mengimbangi tagihan makanan dan energi yang melonjak.

Baca Juga: Bos IMF: Suku Bunga Global Terus Meningkat hingga 2023

3. Bank Indonesia akan naikkan suku bunga

Daya Beli Meningkat, Ekonomi RI Diprediksi Pulih Lebih Cepat Tahun IniIlustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, Bank Indonesia akan bersifat lebih moderat dalam mengelola suku bunga bank sentral dengan kemungkinan adanya kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin baik pada periode kuartal III (Q3) 2022 maupun Q1-2023, sebelum menaikkannya menjadi 4,0 persen pada akhir tahun 2023. Sedangkan pasar mengharapkan adanya kenaikan 125 basis poin pada akhir tahun 2023.

"Proyeksi kami yang berada di bawah konsensus mencerminkan pandangan kami bahwa inflasi akan tetap terkendali di tengah meningkatnya subsidi, momentum kenaikan Fed akan melambat di periode Q4 karena risiko pertumbuhan AS meningkat, dan rupiah akan tetap relatif stabil, didukung oleh adanya keseimbangan eksternal,” jelas Aldian. 

4. Pemerintah akan melakukan reformasi fiskal

Daya Beli Meningkat, Ekonomi RI Diprediksi Pulih Lebih Cepat Tahun IniIDN Times/Santi Dewi

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI, Luky Alfirman menyampaikan, untuk melanjutkan pemulihan ekonomi, kebijakan fiskal di tahun 2023 akan difokuskan pada peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang Inklusif dan berkelanjutan.

Pemerintah akan melaksanakan reformasi fiskal yang holistik melalui mobilisasi penerimaan untuk memperluas ruang fiskal, memperkuat efisiensi dan efektivitas belanja, dan terus mendorong pengembangan pembiayaan yang kreatif dan inovatif.

5. Diperlukan kolaborasi semua pihak untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi

Daya Beli Meningkat, Ekonomi RI Diprediksi Pulih Lebih Cepat Tahun IniIlustrasi kolaborasi/Unsplash.com

Masa transisi atau pemulihan ekonomi harus dilakukan bersama-sama oleh semua pihak, baik publik maupun swasta. Tujuannya yaitu memobilisasi keuangan dan menyalurkan dana untuk membiayai proyek transisi berkelanjutan di pasar negara berkembang, di wilayah-wilayah yang membawa dampak yang paling besar.

“Terkait hal ini, kami berharap dapat melihat seberapa besar komitmen negara-negara di dunia dalam menuju transisi yang adil,” ucap CEO Standard Chartered Bank, Bill Winters.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya