Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) mengadakan Uji Publik Program “Berdaya Bersama" (kemenkopmk.go.id)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menegaskan bahwa penguatan sistem pendampingan usaha rakyat adalah kunci untuk membangun ekonomi yang adil dan inklusif. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Perintis Berdaya, sebuah langkah strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat melalui lima pilar utama. Salah satu pilar utamanya, Berdaya Bersama, secara khusus berfokus untuk merancang model pendampingan yang terstandar dan relevan dengan kondisi usaha masyarakat di berbagai wilayah. 

“Saya melihat perlunya sebuah sistem yang mampu menyatukan berbagai upaya pemberdayaan yang selama ini tersebar. Kita perlu satu kerangka bersama, yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat dengan pendekatan yang terstruktur dan berkelanjutan,” ujar Muhaimin Iskandar saat uji publik program Berdaya Bersama: Standarisasi Pendampingan dan Pelatihan Usaha Masyarakat, dilansir dari keterangan tertulis pada Sabtu (26/4/2025).

1. Model pendampingan Berdaya Bersama

Ilustrasi edukasi masyarakat (pexels.com/Att Unchalisangkat)

Muhaimin mengatakan inisiatif Perintis Budaya, khususnya pilar Berdaya Bersama, tercetus dari semangat untuk menghadirkan pendekatan baru yang lebih terkoordinasi dan berdampak. 

"Karena itu, saya meminta langsung kepada Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran untuk memimpin penyusunan model nasional ini, dengan dukungan penuh dari seluruh asisten deputi dan unit teknis terkait di bawah koordinasi Kemenko PM," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut.

Model pendampingan dalam Berdaya Bersama dikembangkan dengan pendekatan prinsip inkubasi dan bertahap, melalui pelatihan dua tingkat (basic-advance) yang sifatnya praktis, adaptif, dan kolaboratif. Materi pelatihan meliputi 12 modul inti, antara lain kepemimpinan usaha, adopsi teknologi, akses pembiayaan, hingga keberlanjutan, manajemen kritis, dan ekspor.

2. Kolaborasi lintas sektor untuk ciptakan lapangan kerja

Editorial Team

Tonton lebih seru di