Kemenperin Sebut RI Mampu Produksi Mesin Lokal Bermutu
.jpg)
Jakarta, IDN Times – Plt Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan industri permesinan dalam negeri telah bisa menghasilkan mesin lokal yang bermutu dan mempunyai hasil uji yang sudah semakin mudah ditemukan oleh pembeli dalam negeri. Ia menyebut contohnya adalah mesin-mesin Computer Numerical Control (CNC).
Reni lebih lanjut mengatakan kementerian akan terus berupaya untuk menumbuhkan industri permesinan nasional dengan meningkatkan tingkat kandungan dalam negerinya dan juga memfasilitasi supaya mesin yang dihasilkan itu bisa dibeli dengan anggaran yang bersumber dari belanja pemerintah.
“Jadi dengan nilai tingkat kandungan dalam negeri tertentu, minimal 25 persen sampai 40 persen itu kita imbau kementerian-kementerian ataupun Pemda untuk belanja mesin buatan dalam negeri. Dengan banyaknya belanja dari dalam negeri, otomatis ini menurut kami semakin meningkatkan kepercayaan produsen mesin dalam negeri untuk dia meningkatkan kemampuannya,” jelasnya dalam konferensi pers Pembukaan Festival Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBI) secara virtual, Kamis (9/12/2021).
1. Upaya mengejar ketertinggalan

Dalam kesempatan itu ia juga mengatakan bahwa dengan upaya tersebut maka nantinya Indonesia bisa mengejar ketertinggalan.
“Terutama dalam impor barang modal kita yang masih lumayan tinggi, ini bisa digantikan dengan produk dalam negeri,” katanya.
2. Jenis mesin lokal yang paling banyak dipakai

Ketika ditanya terkait jenis mesin lokal apa yang paling banyak dipakai di Indonesia, ia menyatakan jawabannya adalah mesin yang paling terkait dengan kebutuhan Industri Kecil Menengah (IKM) atau mesin-mesin yang tepat guna.
“Jadi di mana mesin-mesin ini memang produsennya juga bisa menyesuaikan apa kebutuhan daripada si konsumennya. Dalam hal ini mungkin saja IKM beberapa sektor. Termasuk di dalamnya IKM makanan-minuman, dan juga tidak terlepas juga mungkin IKM-IKM yang berbasis dari agro industri,” ujarnya.
Ia pun menyatakan bahwa penyesuaian itu termasuk juga penyesuaian kapasitas mesinnya dan juga energi yang digunakan.
“Jadi menyesuaikan,” katanya.
3. Pertumbuhan IKM di Indonesia positif

Terkait pertumbuhan IKM di Indonesia, Reni mengatakan bahwa pertumbuhan IKM sampai triwulan 3 tahun 2021 ini mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun lalu walaupun memang lebih lambat dibandingkan tahun 2019.
“Karena memang COVID-19 melanda bangsa kita sejak awal Maret tahun lalu. Tapi disini, pertumbuhan positif walaupun agak melambat nilainya, nilai pertumbuhan IKM berdasarkan nilai output mencapai 4,37 persen,” katanya.
Ia pun menyebut bahwa pertumbuhan IKM masih akan tetap positif di tahun mendatang.
“Proyeksinya juga akan mengalami pertumbuhan yang positif sampai dengan akhir tahun 2022,” ujar Reni.