Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kesepakatan Awal AS-China Berpotensi Redakan Ketegangan Dagang

AS dan China
AS dan China (commons.m.wikimedia.org/SilverJapan2006)
Intinya sih...
  • Kesepakatan sementara di Kuala Lumpur.
  • Dampak terhadap kebijakan tarif dan ekspor.
  • Persiapan menuju pertemuan Trump–Xi di Korea Selatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pejabat ekonomi tinggi Amerika Serikat (AS) dan China mencapai kerangka awal perjanjian dagang yang akan diputuskan langsung oleh Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden China, Xi Jinping, akhir pekan ini. Pertemuan pada Minggu (26/10/2025) tersebut, menghasilkan rencana untuk menunda tarif tambahan AS serta menangguhkan pengendalian ekspor mineral langka oleh Beijing.

Pertemuan dilakukan di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa kesepakatan sementara ini berhasil menghindarkan ancaman tarif 100 persen atas impor asal China yang semula akan diberlakukan pada 1 November 2025.

1. Kesepakatan sementara di Kuala Lumpur

Scott Bessent mengumumkan bahwa pihaknya bersama Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, telah menyepakati kerangka kerja yang sangat signifikan untuk mendinginkan tensi dagang kedua negara.

“Kami telah membentuk sebuah kerangka yang sangat efektif untuk dibahas oleh para pemimpin pada Kamis (30/10/2025) mendatang,” kata Bessent, dikutip dari The Wall Street Journal.

Kerangka kesepakatan tersebut mencakup penyebutan jelas akan penangguhan tarif AS dan penundaan kontrol ekspor tanah jarang yang telah direncanakan Beijing untuk Desember 2025. China diketahui menguasai lebih dari 90 persen pasokan global logam tanah jarang yang penting bagi industri otomotif dan teknologi tinggi

2. Dampak terhadap kebijakan tarif dan ekspor

Bessent menegaskan bahwa AS tidak akan memberlakukan tambahan tarif 100 persen terhadap produk China.

“Saya tidak memperkirakan tarif 100 persen akan diberlakukan,” ujarnya, sembari menambahkan bahwa China juga akan menunda pengendalian ekspornya untuk jangka waktu tertentu.

Sebelumnya, Beijing berencana memperketat izin ekspor logam tanah jarang mulai 1 Desember 2025. Namun, setelah dua hari negosiasi di Kuala Lumpur sejak Sabtu (25/10/2025), pihak China sepakat untuk meninjau kembali kebijakan itu. Dengan demikian, kedua belah pihak untuk sementara menghentikan langkah saling balas yang berpotensi memperdalam ketegangan perdagangan jangka panjang.

3. Persiapan menuju pertemuan Trump–Xi di Korea Selatan

Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump dan Xi akan bertemu pada Kamis (30/10/2025) di sela-sela KTT APEC di Gyeongju, Korea Selatan.

“Kami memiliki kerangka kerja yang sangat sukses untuk dibahas oleh para pemimpin pada Kamis (30/10/2025) nanti,” ujar Bessent, dilansir Geo News.

Pertemuan itu diproyeksikan menjadi kesempatan penting untuk meneguhkan stabilitas hubungan dagang setelah berbulan-bulan tekanan akibat isu tarif dan ekspor mineral penting. Selain topik tarif dan logam langka, diskusi antara Bessent dan He Lifeng juga mencakup kerja sama pertanian serta pengendalian fentanyl.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Tips Cerdas Mengelola Steam Wallet agar Belanja Game Makin Hemat!

27 Okt 2025, 14:55 WIBBusiness