Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ketegangan Geopolitik Bakal Tahan Minat Investasi

Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024. (YouTube.com/BRI).

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi global masih dibayangi ketegangan geopolitik. Gejolak global ini pun dikhawatirkan bakal menekan minat investasi

"Tadi disampaikan dalam paparan pendek di awal bahwa kondisi global masih dipenuhi dengan ketegangan geopolitik, yang ini tentu akan semakin menekan minat investasi," katanya dalam BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

1. Muncul fenomena friendshoring dalam investasi

ilustrasi investasi (istockphoto.com/acilo)

Ia menjelaskan, investasi tidak hanya menyasar profitabilitas tapi juga melihat faktor teman atau bukan teman. Adapun fenomena ini dikenal dengan istilah friendshoring.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun.

Capaian tersebut melampaui target 101,3 persen yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp1.400 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.823.543 orang.

2. Inflasi global masih tinggi

ilustrasi inflasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Ia juga menyoroti inflasi global yang relatif masih tinggi di sejumlah negara. Kondisi ini menyebabkan tekanan suku bunga global yang masih tinggi atau higher for longer.

"Di sisi lain, inflasi global masih pada tingkat yang lebih tinggi meskipun sudah mengalami penurunan pada masa puncaknya, yaitu pada 2022-2023, dan ini menyebabkan tekanan suku bunga global masih tinggi," bebernya.

3. Suku bunga acuan global masih bertahan di level tinggi

Ilustrasi pertumbuhan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Adapun negara-negara maju mulai memberi sinyal untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap dalam level tinggi. Padahal sebelumnya suku bunga global diperkirakan mulai turun pada semester II 2024.

Kondisi suku bunga tinggi ini tidak lepas dari ketidakpastian global yang masih terjadi. Kondisi ini pun juga dibahas dalam pertemuannya dengan menteri-menteri keuangan dan gubernur bank sentral di G20, Brazil.

“Dalam pertemuan G20, bank sentral seperti The Fed maupun Eropa akan melihat angka inflasi ini menjadi underlying factor yang dianggap masih cukup tinggi dan bertahan. Mungkin, masih menunggu sampai bisa diyakini inflasinya turun," ujar Sri Mulyani.

Meski demikian, ada banyak harapan bahwa bahwa suku bunga global di negara-negara maju akan mulai menurun, namun harapan ini mungkin akan sedikit direm.

"Suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang panjang atau higher for longer ini tentu juga bisa menekan inflasi,” ujar Sri Mulyani.

Sebagai informasi, tingkat inflasi Amerika Serikat mencapai 3,1 persen secara tahunan (yoy) pada Januari 2024, setelah sebelumnya sebesar 3,4 persen pada Desember 2023. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang mencapai 2,9 persen.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us