Kinerja Keuangan PLN EPI Tumbuh Signifikan
Jakarta, IDN Times - Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) berhasil membukukan laba bersih Rp524,7 miliar pada tahun buku 2022. Capaian ini meningkat 16,8 persen secara Year on Year (YoY) dari tahun 2021 yang sebesar Rp449 miliar.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan, meski baru terbentuk, penguatan rantai pasok energi menjadi modal perseroan untuk mencatatkan kinerja operasional yang baik.
1. PLN EPI jadi perusahaan penyedia energi primer terbesar di Asia
Lebih jauh Darmawan mengatakan, PLN EPI menjadi salah satu perusahaan masa depan. Dengan tugas utama sebagai penjaga rantai pasok energi primer, PLN EPI mampu menjadi perusahaan penyedia energi primer terbesar di Asia.
"Segala inovasi terus dilakukan subholding agar ke depan tak hanya mampu memenuhi kebutuhan energi primer PLN Group saja, tapi juga menjadi perusahaan berkelas global," ujar Darmawan dalam RUPS, Selasa (13/6).
2. Kedepankan efisiensi dan optimalisasi aset
Sementara itu Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan bahwa dalam menjalankan perusahaan, PLN EPI mengedepankan efisiensi dan optimalisasi aset dengan streamline rantai pasok yang baik. Hal ini tercermin dari beban pokok penyediaan batu bara yang turun 112 persen.
"Efisiensi ini mampu mendorong kontribusi laba bersih. Dengan pendapatan mencapai Rp10,6 triliun pada 2022, perusahaan tetap efisien sehingga membukukan laba bersih sebesar Rp524,7 miliar," ujar Iwan.
3. Susun sejumlah program prioritas
Iwan melanjutkan, digitalisasi dan optimalisasi aset turut dilakukan perusahaan untuk bisa mencetak kinerja keuangan dan operasional yang baik pada tahun ini.
Saat ini, kata Iwan, PLN EPI menyusun sejumlah program prioritas dengan memperhatikan sejumlah aspek demi menciptakan nilai ekonomi bagi perusahaan dan mitra strategis, termasuk mitigasi dampak yang mungkin ditimbulkan.
"PLN EPI mengambil inisiatif dalam melakukan program-program terobosan untuk menciptakan nilai ekonomi bagi perseroan melalui kerja sama dengan mitra strategis. Termasuk strategi atau peluang untuk meningkatkan volume produksi tambang milik sendiri di wilayah izin usaha pertambangan," tutup Iwan. (WEB)
