Kripto Digandrungi Anak Muda, Kampus Didorong Perkuat Literasi

- Literasi kripto jadi fokus edukasi kampus
- OJK tekankan pentingnya literasi digital dan keuangan
- Kampus perkuat literasi kripto lewat kurikulum dan fasilitas
Jakarta, IDN Times - Jumlah pengguna aset kripto global terus meningkat. Tercatat, pengguna kripto dunia bertambah 34 persen dari 2024 ke 2025 menjadi sekitar 580 juta orang.
Laporan CoinLaw bertajuk Crypto User Demographics Statistics 2025: Who’s Investing, Trading, and Holding juga menunjukkan mayoritas pengguna kripto berasal dari kelompok usia 18-34 tahun.
CMO PINTU, Timothius Martin menyampaikan, tren tersebut juga tercermin di Indonesia. Menurut dia, bonus demografi anak muda usia produktif turut mendominasi pengguna aset kripto di dalam negeri.
"Indonesia kebanjiran bonus demograsi anak muda usia produktif yang juga mendominasi pengguna aset crypto dalam negeri," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/12/2025).
1. Edukasi kripto dinilai penting sebelum mahasiswa terjun berinvestasi

Program edukasi aset kripto di lingkungan kampus dinilai penting untuk membekali mahasiswa sebelum terjun ke industri investasi digital. Kegiatan tersebut difokuskan pada pemahaman manfaat, risiko, serta aspek keamanan dalam berinvestasi aset kripto.
Pihaknya mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam penyelenggaraan program Pintu Goes to Campus di Universitas Bina Nusantara.
"Ini untuk bisa berbagai pengetahuan seputar manfaat dan risiko yang ada di industri kripto yang kami harapkan menjadi bekal yang baik untuk teman-teman mahasiswa sebelum memulai berinvestasi aset kripto," tuturnya.
Dia juga menyebut dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai bagian penting dalam penguatan literasi dan inklusi aset kripto.
"Melalui berbagai inisiatif program edukasi yang kami jalankan, PINTU berkomitmen memastikan generasi muda memahami risiko, peluang, serta prinsip keamanan dalam berinvestasi aset crypto secara komprehensif," kata Timo.
2. OJK tekankan pentingnya literasi digital dan keuangan

OJK menilai literasi digital dan literasi keuangan menjadi fondasi utama sebelum masyarakat terlibat dalam aktivitas aset kripto. Pemahaman yang memadai dibutuhkan agar pengguna mampu mengenali manfaat dan risiko layanan keuangan digital.
Kepala Direktorat Perizinan dan Pengendalian Kualitas Pengawasan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Catur Karyanto Pilih merespons positif perguruan tinggi yang penyelenggaraan kegiatan edukasi.
"Pemahaman literasi yang kuat membantu masyarakat mengenali manfaat dan risiko sehingga dapat memanfaatkan layanan keuangan digital secara bijak. Bahkan, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mendorong orang lain menggunakan layanan keuangan digital dengan tepat," kata Catur.
3. Kampus perkuat literasi kripto lewat kurikulum dan fasilitas

Perguruan tinggi dinilai memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi aset kripto di kalangan mahasiswa melalui pendidikan formal dan kegiatan pendukung. Upaya itu diarahkan agar mahasiswa tidak hanya memahami aspek investasi, tetapi juga pengembangan teknologi dan inovasi di bidang kripto.
Dosen Universitas Bina Nusantara Dr. Hugo Prasetyo W S.Si., MM menyampaikan bahwa Binus telah mengintegrasikan materi terkait kripto dalam kurikulum lintas disiplin. Mahasiswa dapat mempelajari kripto dari sisi teknologi melalui pembelajaran coding, maupun dari aspek keuangan melalui mata kuliah terkait.
"Bahkan kami memiliki Beehive yakni laboratorium khusus untuk cryptocurrency yang terdapat ruang diskusi kritis hingga Binus memiliki Binus Blockchain dan Crypto Club. Kami berharap mahasiswa di Binus bukan hanya menjadi konsumen tetapi bisa menjadi innovator,” ujar Hugo.


















