Pasiva Lancar: Pengertian dan Jenis-Jenisnya

Dipenuhi perusahaan agar mendapat dampak positif pada bisnis

Saat sebuah perusahaan melakukan pengorbanan ekonomi karena adanya suatu kegiatan usaha, kondisi ini biasanya disebut sebagai pasiva. Sebagian besar pengusaha pasti sering mendengarkan istilah pasiva tersebut.

Namun selain itu, terdapat pula istilah yang sering digunakan penyebutannya dalam sebuah perusahaan yaitu pasiva lancar. Nah, apa itu pasiva lancar? Dan apa saja jenis dari pasiva lancar? Berikut penjelasan selengkapnya.

Baca Juga: 5 Perbedaan Utang Produktif dan Utang Konsumtif, Pahami! 

1. Pengertian pasiva lancar

Pasiva Lancar: Pengertian dan Jenis-Jenisnyailustrasi uang (IDN Times/Dwi Agustiar)

Pasiva merupakan sebuah pengorbanan finansial di masa depan dengan pihak ketiga yang dilakukan oleh sebuah perusahaan karena disebabkan adanya suatu kegiatan bisnis.

Sementara pasiva lancar adalah utang yang harus dilunasi oleh perusahaan dalam kurung waktu satu periode akuntansi atau satu tahun. Sumber pelunasan pasiva lancar sendiri diambil dari aktiva lancar seperti kas dan piutang.

2. Jenis-jenis pasiva lancar

Pasiva Lancar: Pengertian dan Jenis-Jenisnyailustrasi menulis surat (pexels.com/Pixabay)

Utang jangka pendek atau current liabilities atau pasiva lancar merupakan utang yang harus dibayarkan dengan cepat oleh sebuah perusahaan karena memiliki jangka waktu pelunasan paling lama satu tahun pembukuan.

Yang masuk ke dalam kategori utang jangka pendek, yaitu:

1. Utang Dagang atau Account Payable
Utang dagang merupakan jenis hutang jangka pendek yang disebabkan karena pembelian suatu barang. Biasanya pembelian barang baku untuk kebutuhan operasional perusahaan.

Hutang dagang merupakan utang yang timbul akibat aktivitas utama sebuah perusahaan seperti pembelian secara kredit. Hal tersebut kemudian dicatat saat beralih kepada pembeli.

2. Utang Wesel atau Notes Payable
Utang wesel merupakan jenis utang jangka pendek yang wajib dilunasi ke pemberi dana pinjaman oleh perusahaan dengan masa tenggang waktu sekitar 30 sampai 90 hari.

Utang wesel berupa janji tertulis untuk membayar sejumlah dana pada tanggal yang sudah ditentukan. Utang wesel ini terjadi di akibat adanya bentuk pembelian persediaan, aset, pinjaman dan sebagainya.

3. Beban yang Perlu Dibayarkan atau Accrued Interest Payable
Beban yang perlu dibayarkan merupakan jenis hutang jangka pendek yang statusnya masih belum dilunasi dalam periode akuntansi waktu tertentu. Contohnya seperti utang beban gaji, upah, dan biaya sewa.

4. Penghasilan yang Ditangguhkan atau Deferred/Unearned Revenue
Penghasilan yang ditangguhkan merupakan kontraprestasi jasa perusahaan kepada pihak ketiga. DI mana pada dasarnya penghasilan tersebut belum sepenuhnya menjadi milik perusahaan tapi pembayaran sudah diterima.

5. Utang Gaji atau Salaries Payable
Utang gaji merupakan jenis utang jangka pendek yang merupakan kewajiban dari sebuah perusahaan untuk memberikan gaji sebagai bayaran karyawan dalam jumlah tertentu. Namun belum bisa dibayarkan oleh perusahaan.

6. Utang Dividen atau Dividen Payable
Utang dividen merupakan sebuah bentuk utang jangka pendek yang harus bisa diberikan kepada pemilik saham dari laba perusahaan. Namun belum bisa dipenuhi oleh perusahaan tersebut.

Utang dividen ini sebagai utang imbal hasil dari modal pemegang saham. Namun hanya disarankan untuk dividen tunai dan dicatat saat pengumpulan dividend setelah RUPS.

7. Hutang Pajak atau Tax Payable
Utang pajak merupakan jenis utang jangka pendek berupa bentuk kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan pada setiap pajak di semua aset perusahaan dalam bentuk bangunan yang sudah digunakan.

8. Pendapatan Diterima Dimuka
Merupakan bentuk utang yang harus dibayarkan karena pendapatan sudah diterima namun jasa belum diberikan. Contohnya seperti perusahaan hotel, jasa iklan, dan biro perjalanan. 

9. Hutang Jangka Panjang Jatuh Tempo
Utang ini ini terjadi apabila utang jangka panjang yang memiliki sisa waktu jatuh tempo selama 6 bulan atau 12 bulan saja. Maka tentang ini harus dipindahkan menjadi hutang jangka panjang jatuh tempo.

Mungkin kamu akan berpikir jika pasiva merupakan bentuk dari beban, karena perusahaan harus mengeluarkan sejumlah uang yang untuk membayarkan utang. Namun, sebenarnya pengeluaran sejumlah uang tersebut dalam bentuk pasiva dilakukan demi kepentingan perusahaan dan mampu memberikan dampak positif pada bisnis yang sedang berjalan.

Baca Juga: Akun Antarbank Pasiva: Pengertian, Jenis dan Contohnya

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya