Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lonjakan Impor Mobil Bekas Pakistan Tekan Produsen Lokal

Ilustrasi Bendera Pakistan (freepik.com/user5742774)
Ilustrasi Bendera Pakistan (freepik.com/user5742774)
Intinya sih...
  • Lonjakan impor mobil bekas di Pakistan akibat kebijakan ekonomi baru dan pelonggaran restriksi impor.
  • Dampaknya terhadap industri otomotif lokal, termasuk penurunan penjualan mobil baru, serta peluang adopsi teknologi kendaraan hybrid dan listrik.
  • Langkah pemerintah Pakistan dalam mempertimbangkan pengenaan levy pada impor mobil bekas untuk melindungi produsen dalam negeri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pakistan tengah menghadapi lonjakan signifikan dalam impor mobil bekas, yang dinilai sebagai ancaman serius oleh produsen otomotif lokal, khususnya Indus Motor Co., perusahaan patungan Toyota Motor Corp. Pada Jum'at (29/8/2025), CEO Indus Motor, Ali Asghar Jamali, menyoroti dampak besar dari fenomena ini terhadap pasar otomotif tanah air.

Pada Sabtu (30/8/2025), data menunjukkan sekitar 40 ribu hingga 45 ribu mobil bekas diimpor ke Pakistan selama 12 bulan hingga akhir Juni 2025, atau hampir sepertiga dari total pasar kendaraan nasional.

1. Lonjakan mobil bekas akibat kebijakan ekonomi baru

Lonjakan impor mobil bekas ke Pakistan selama periode Juni 2024 hingga Juni 2025 merupakan dampak dari kebijakan ekonomi dan reformasi yang dijalankan pemerintah, termasuk syarat-syarat dari program pinjaman IMF senilai 7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (Rp115,4 triliun) yang mewajibkan pelonggaran restriksi impor.

“Impor mobil bekas dapat mengganggu pasar domestik secara serius,” ujar CEO Indus Motor Co., Ali Asghar Jamali, dilansir Bloomberg.

Ia juga menekankan perlunya kebijakan yang dapat melindungi produsen dalam negeri melalui pengetatan regulasi atau pengenaan pajak terhadap mobil bekas.

2. Dampak terhadap industri otomotif dan peluang adopsi teknologi

Impor mobil bekas hingga 45 ribu unit pada akhir Juni 2025 membuat para pelaku industri otomotif lokal ketar-ketir, dengan kekhawatiran akan penurunan penjualan mobil baru dan ancaman terhadap kelangsungan usaha produsen serta pekerja lokal.

Pada Sabtu (30/8/2025), Jamali menyampaikan optimisme bahwa penurunan suku bunga dan inflasi, serta tren kendaraan hybrid dan listrik, masih memberi harapan pertumbuhan permintaan mobil baru di masa depan.

“Adopsi teknologi baru seperti kendaraan hybrid dan listrik bisa menjadi peluang bagi manufaktur lokal untuk bangkit di tengah tantangan ini,” ujar Jamali, dilansir Ainvest.

3. Langkah pemerintah dan masa depan industri otomotif Pakistan

Pemerintah Pakistan, sesuai persyaratan IMF, sedang mempertimbangkan pengenaan levy pada impor mobil bekas untuk membatasi volume dan memberikan perlindungan bagi produsen dalam negeri.

Pada Sabtu (30/8/2025), para pemangku kebijakan bersama pelaku industri berupaya mencari solusi yang seimbang antara kemudahan perdagangan, pertumbuhan berkelanjutan, serta stabilitas sektor manufaktur otomotif nasional.

“Langkah pengenaan levy diharapkan mampu mengatur pasar sekaligus memenuhi tuntutan reformasi ekonomi,” menurut pernyataan pemerintah Pakistan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us