Mau Masuk ke Holding InJourney Tahun Ini, Keuangan Garuda Sudah Sehat?

Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berencana untuk bergabung dengan Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata (InJourney) tahun 2023 ini.
Garuda sendiri diberikan opsi untuk bergabung ke Holding BUMN InJourney setelah menyelesaikan berbagai persoalan keuangannya.
"Jadi by rencana kita akan masuk Holding Aviasi tahun ini," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra usai menghadiri acara Fortune Indonesia Summit 2023, di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Sebagai informasi, InJourney merupakan induk dari Holding BUMN Pariwisata dan Aviasi. Holding tersebut terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
Selain Garuda, PT Citilink Indonesia dan PT Pelita Air Service (PAS) juga diwacanakan masuk ke Holding InJourney.
1. Garuda diberikan opsi sebelum bergabung ke InJourney

Irfan mengatakan, ada dua opsi yang diberikan kepada Garuda sebelum masuk ke InJourney. Namun, Irfan tak menyebutkan langkah apa yang akan diambil. Dia juga mengaku belum ada kepastian kapan Garuda masuk ke InJourney.
"Kita memang banyak bicara, the best timing-nya kapan. Ada dua pendekatan. Pendekatan pertama, Garuda selesai dulu, beres, gak ada issues lagi, baru masuk, sehingga Aviata akan lebih lean. Opsi kedua, sekalian membereskan anak-anak perusahaan Aviata juga," ucap Irfan.
2. Garuda harus jadi perusahaan yang untung

Dalam hal menyelesaikan permasalahan keuangan, Irfan mengatakan Garuda masih berupaya menepati janji terkait penyelesaian utang.
Seperti yang diketahui, Garuda tengah menjalani perjanjian perdamaian (homologasi) dengan sejumlah kreditur untuk menyelesaikan utang-utang perusahaan.
"Permasalahan keuangan Garuda adalah apa yang akan kita lakukan sesuai yang kita janjikan," ujar dia.
Adapun janji itu ialah terkait dengan membalikkan kinerja keuangan perusahaan, dari rugi menjadi untung.
"Kita upayakan sesuai dengan apa yang kita janjikan pada waktu proses PKPU, menjadi perusahaan yang profitable," tutur Irfan.
3. Bos Garuda buka suara soal rencana Emirates masuk jadi investor

Dalam kesempatan itu juga, Irfan menjelaskan terkait wacana maskapai-maskapai penerbangan dari Timur Tengah, seperti Emirates untuk menjadi investor dan pemegang saham Garuda.
Dia mengatakan, wacana itu dibicarakan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir dengan pihak Timur Tengah. Jika investasinya masuk, maka akan diarahkan melalui aksi right issue.
"Pada waktu kita mau restrukturisasi, itu ada wacana bahwa proses right issue itu mau dibagi dua kali. Yang pertama Rp7,5 triliun. Kemudian right issue kedua adalah mengundang strategic investor. Dan seperti diketahui saya mendampingi Pak Erick memang bertemu beberapa investor, beberapa airlines di middle east," ujar Irfan.
Namun, hingga saat ini belum ada kelanjutan terkait Emirates dan maskapai Timur Tengah lain masuk menjadi investor Garuda.
"Tapi memang itu baru pembicaraan awal, kita juga baru membicarakan rencana restrukturisasi kita, sambil menginformasikan bahwa kita akan ada right issue. Dan Anda tertarik atau tidak. Jadi sangat awal. Dan setelah itu belum ada pembicaraan lebih lanjut, khususnya dengan manajemen," kata Irfan.
Selain itu, jika memang akan dilaksanakan right issue, maka Garuda memerlukan restu DPR RI.
"Memang kita mesti kembali ke DPR bila ada rencana right issue kedua. Dan ini memang belum kita agendakan," kata Irfan.
Dia mengatakan, jika dilihat dari sisi keuangan Garuda, memang perusahaan masih dalam proses restrukturisasi. Di sisi lain, perusahaan masih memiliki kas yang memadai.
"Apa yang disampaikan alasan bahwa cash itu memang benar. Kita cukup, cash kita cukup memadai, ada banyak lah," ujar Irfan.