Menhub Sebut Puncak Arus Mudik Nataru 2023, Catat Tanggalnya!

Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyampaikan sejumlah tanggal yang menjadi puncak arus mudik dan arus balik libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dengan informasi tersebut, masyarakat diharapkan bisa bijak melakukan perjalanan untuk mudik dan balik dalam momen liburan Nataru tahun ini.
"Puncak arus mudik Natal itu pada 22 dan 23 Desember dan puncak arus balik Natal 26-27 Desember, sedangkan puncak arus mudik tahun baru 29-30 Desember dan puncak arus balik tahun baru 1-2 Januari 2024. Dengan terpecah dua mungkin Nataru tidak seberat lebaran," tutur Budi Karya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi V DPR RI, Selasa (21/11/2023).
1. 107 juta lebih orang akan melakukan perjalanan saat libur Nataru

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merilis hasil survei daring potensi pergerakan masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024.
Dari hasil survei, diprediksi sebanyak 107,63 juta orang atau 39,38 persen dari total populasi nasional akan melakukan perjalanan pada periode libur Nataru mendatang.
Adapun survei itu dilakukan menggunakan metode penyebaran kuesioner secara daring melalui Whatsapp, Instagram dan SMS Blast. Periode pelaksanaan survei yaitu satu bulan, mulai 26 Oktober sampai dengan 2 November 2023.
2. Jumlah masyarakat yang bepergian meningkat lebih dari 140 persen

Budi Karya mengatakan, hasil survei itu meningkat drastis dibandingkan jumlah pergerakan masyarakat pada Nataru 2022 lalu, bahkan hingga 143,65 persen.
"Pada libur Nataru tahun lalu diprediksi yang melakukan pergerakan 44,17 juta orang, sementara tahun ini diprediksi 107,63 juta orang. Jadi meningkatnya sangat signifikan di atas seratus persen (143,65 persen),” kata Budi Karya.
3. Sebagian besar tujuan bepergian di Nataru untuk berlibur

Menurut hasil survei tersebut, alasan masyarakat bepergian di masa libur Nataru yang paling tertinggi adalah liburan ke lokasi wisata dengan persentase 45,29 persen. Kemudian, liburan pulang kampung (30,15 persen), dan merayakan Nataru di kampung halaman (18,98 persen).
Lebih lanjut, pilihan moda transportasi yang digunakan untuk melakukan perjalanan didominasi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu mobil 35,57 persen (39,97 juta orang), dan motor 17,92 persen (20,14 juta orang).
Sementara untuk transportasi umum, pergerakan didominasi moda kereta api 13,16 persen (14,79 juta orang), pesawat 11,91 persen (13,38 juta orang), bus 10,94 persen (12,29 juta orang), kapal penyeberangan 6,04 persen (6,78 juta orang), dan kapal laut 3,44 persen (3,86 juta orang).
Selanjutnya, simpul transportasi yang akan dipadati penumpang baik dari daerah asal maupun tujuan, yaitu Stasiun Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Bandung, Stasiun Tugu, Terminal Tipe A Amplas Medan, Terminal Tipe A Purbaya, Pelabuhan Penyeberangan Merak, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Tenau, Bandara Soekarno Hatta, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Budi Karya mengatakan, dengan melihat banyaknya pergerakan ke lokasi wisata dan penggunaan mobil dan motor yang cukup besar, maka perlu disiapkan langkah antisipasi pengaturan lalu lintas di titik-titik krusial.
“Kami akan berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah, Kepolisian, pengelola jalan tol, BMKG, Badan SAR Nasional, dan unsur terkait lainnya,” ucap Budi.