Mesir Bangun Jalur Kereta Cepat Hubungkan Laut Merah ke Mediterania

- Proyek kereta cepat selesai pada 2028, menghubungkan Laut Merah dan Mediterania
- Mesir berencana bangun 2.000 km jalur kereta api, mengangkut 1,5 juta penumpang harian
- Mesir gandeng Jerman untuk mengoperasikan kereta cepat, konsorsium dipimpin Deutsche Bahn
Jakarta, IDN Times - Mesir akhirnya mulai pembangunan proyek jalur kereta cepat pertama di negaranya. Megaproyek itu rencananya akan menghubungkan Laut Merah dan Mediterania, sekaligus memodernisasi transportasi di Mesir.
Dalam beberapa tahun terakhir, Mesir sudah melakukan sejumlah upaya untuk menarik investor asing. Pekan lalu, Mesir dan Qatar sudah menyetujui pembangunan fasilitas produksi avtur dari minyak goreng bekas.
1. Proyek kereta cepat diperkirakan selesai pada 2028
Menteri Transportasi Mesir, Kamel al-Wazir mengibaratkan, proyek ini adalah Terusan Suez baru di atas rel. Proyek jalur kereta api sepanjang 660 kilometer (km) ini rencananya selesai pada 2028.
Dilansir TRT Afrika, kereta cepat yang dinamai Green Line tersebut akan menjadi salah satu megaproyek di bawah pemerintahan Presiden Mesir, Abdel Fattah al Sisi. Jalur kereta api ini akan menghubungkan Ain Sokhna di Laut Merah ke Marsa Matrouh di Mediterania.
Namun, proyek terbesar di bawah pemerintahan al Sisi adalah ibu kota administrasi baru yang terletak di timur Kairo. Proyek besar itu diketahui memakan biaya mencapai 58 miliar dolar AS (Rp972 triliun).
2. Mesir berencana bangun 2.000 km jalur kereta api
Pemerintah Mesir menyatakan, akan membangun hampir 2.000 km jaringan jalur kereta api di negaranya sebagai rencana tata ruang. Nantinya, kereta api tersebut diharapkan dapat mengangkut 1,5 juta penumpang setiap harinya.
Setelah proyek kereta cepat Green Line rampung, Mesir akan membangun Blue Line yang menghubungkan Kairo ke Aswan. Kemudian dilanjutkan dengan proyek Red Line akan mengakses beberapa kota di Laut Hitam, seperti Hurghada dan Safaga ke Luxor.
Di samping kereta cepat, Mesir juga akan memperbaiki jalur kereta api untuk lalu lintas barang. Perbaikan jalur kereta api diharapkan dapat mengangkut 15 juta ton kargo per tahunnya atau 3 persen dari volume transit barang di Terusan Suez.
3. Mesir gandeng Jerman untuk mengoperasikan kereta cepat
Pada November 2025, Otoritas Terowongan Nasional Mesir resmi menyetujui perjanjian dengan konsorsium yang dipimpin perusahaan Jerman, Deutsche Bahn. Kesepakatan selama 15 tahun ini untuk mengatur operasional kereta cepat di Mesir.
“Keuntungan utama dari kesepakatan ini untuk mengonsolidasikan seluruh jaringan kereta cepat di bawah sebuah operator yang berguna untuk mengurangi masalah operator ganda,” tuturnya, dikutip dari APA News.
Sementara, model manajemen ini sudah meliputi kerja sama bagi hasil. Selain itu, kerja sama ini juga mengatur, minimal 95 persen dari total pekerja harus berasal dari Mesir.



















