Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Moldova (unsplash.com/thecyclichedgehog)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Moldova mengecam Rusia atas keputusan pemblokiran ekspor buah dari negaranya pada Jumat (1/12/2023). Bahkan, tidak diketahui secara pasti apa alasan di balik larangan dari Rusia ini dan tidak berhubungan dengan kualitas produk makanan. 

Hubungan Rusia-Moldova semakin retak dalam beberapa tahun terakhir usai pecahnya perang Rusia-Ukraina. Bahkan, Moskow dituding menggunakan berbagai cara untuk menggoyahkan stabilitas pemerintahan pro-Barat di Moldova. 

1. Moldova klaim buah dan sayurannya dalam kondisi baik

Badan Keamanan Pangan Moldova mengatakan bahwa larangan dari Rusia akan berlangsung mulai Senin pekan depan. Pihaknya menyebut keputusan itu tidak berkaitan dnegan kualitas buah dan sayuran karena tidak ada komplain soal itu. 

"Keputusan dari otoritas Rusia berbanding terbalik dengan prinsip phytosanitary dan tidak ada alasan yang jelas di balik keputusan tersebut. Dalam tes laboratorium tidak menunjukkan adanya organisme yang membahayakan dalam bahan makanan," terangnya, dilansir Reuters

Langkah ini merupakan lanjutan kebijakan kontroversial Rusia yang menyasar produk ekspor Moldova dalam 2 dekade terakhir. 

Petani Moldova menyebut bahwa Moskow sengaja menerapkan kebijakan ini ketika masa panen, sehingga buah dan sayuran asal Moldova akan dipasarkan di Rusia. Mereka pun mengatakan sudah mempersiapkan hal ini. 

2. Moldova berniat ikuti UE beri sanksi ke Rusia

Kebijakan larangan ekspor buah dan sayuran ke Rusia dianggap sebagai balasan kepada Moldova. Pasalnya, negara Eropa Timur itu telah mendukung sanksi internasional baru dari Uni Eropa (UE) kepada Moskow pekan lalu. 

"Republik Moldova akan mengikuti sanksi keempat dan keenam yang menargetkan individu atau entitas hukum dari Federasi Rusia," ungkap Menteri Luar Negeri Moldova Nicu Popescu, dikutip BNE Intellinews.

Selain itu, dalam KTT OSCE, Moldova mengecam tindakan Rusia yang berniat merusak stabilitas negaranya dengan berbagai cara. Ia pun menegaskan keinginan kuat Moldova untuk mengarah ke Eropa dan mendesak penarikan pasukan Rusia dari Transnistria. 

"Keinginan Moldova mengarah ke Eropa sangat besar dari sebelumnya. Kami mendesak segera ditariknya pasukan Rusia dari teritori negara kami," tutur penasehat komunikasi Menlu Moldova Igor Zaharov. 

3. Moldova-Yunani kerja sama pengadaan gas alam

Pada hari yang sama, Moldova dan Yunani sudah menandatangani kerja sama dalam suplai gas alam. Direktur Energocom Victor Bynzar mengumumkan bahwa meningkatkan kerja sama dalam pengelolaan fasilitas penyimpanan gas alam di Yunani.

"Moldova-Yunani meningkatkan kooperasi dalam penyediaan gas alam, termasuk LNG (Liquified Natural Gas). Nantinya, Moldova akan berkoordinasi soal pengelolaan penyimpanan gas dan pengirimannya," tulisnya. 

Energocom mengatakan bahwa perjanjian ini merupakan kabar baik bagi Moldova. Pasalnya, akan mengamankan pasokan gas alam dan mendiversifikasi sumber pasokan gas yang sebelumnya hanya berasal dari Rusia. 

"Moldova sekarang dapat mengakses LNG, termasuk yang berasal dari Amerika Serikat. Gas itu dibawa dari terminal di Yunani dan dialirkan melalui pipa Trans-Balkan di Moldova, Ukraina, dan Eropa Tengah," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team