Nego Langsung dengan Boeing, Bos Garuda Indonesia Ikut Prabowo ke AS

- Garuda Indonesia akan tambah tujuh pesawat tahun ini
- Pembelian 50 pesawat dari Boeing sempat terkendala DP
- Kesepakatan usai negosiasi dengan AS berhasil
Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengambil langkah selanjutnya untuk menambah jumlah armada pesawatnya tahun ini. Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani tengah menemui Boeing bersamaan dengan lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat (AS).
Hal itu terungkap setelah Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim menyampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (22/9/2025).
“Untuk keperluan berkerjasama jangka panjang inilah Bapak Direktur Utama kami hari ini menampingi Bapak Presiden Republik Indonesia dalam lawatan beliau ke Amerika Serikat untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan armada dari Boeing,” ujar Reza.
1. Ada tambahan tujuh unit pesawat tahun ini

Reza menjelaskan, penambahan armada pesawat dilakukan Garuda Indonesia secara bertahap guna meningkatkan kapasitas produksi dan menangkap potensi pertumbuhan pasar. Garuda Indonesia menargetkan tambahan tujuh unit pesawat pada akhir tahun ini.
Adapun kerja sama dengan Boeing dilakukan secara jangka panjang. Oleh karena itu, negosiasi dilakukan agar Garuda Indonesia mendapatkan kepastian jumlah pesawat dan harga yang lebih kompetitif.
“Sebagaimana dipesankan oleh pimpinan di awal pertemuan Garuda Indonesia. Pertemuan Garuda Indonesia bersama-sama dengan pembandingan lain akan memastikan agar pembelian tersebut membawa untungan optimal baik secara strategis, operasional dan juga finansial,” tutur Reza.
2. Pembelian 50 pesawat dari Boeing sempat terkendala DP

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Garuda Indonesia sedang proses negosiasi dengan Boeing soal pembelian 50 pesawat. Airlangga menambahkan, Garuda Indonesia sempat tidak sepakat dengan Boeing soal uang muka (down payment/DP).
“Kemudian Garuda juga menandatangani perencanaan untuk membeli 50 pesawat. Belum deal, karena DP-nya doang,” ujar Airlangga saat membuka sosialisasi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di kantornya, Jakarta, pada pertengahan Juli lalu.
3. Temui kesepakatan usai negosiasi dengan AS berhasil

Untuk diketahui, pembelian pesawat Boeing merupakan bagian dari komitmen Indonesia kepada Amerika Serikat (AS) dalam proses negosiasi tarif impor resiprokal yang ditetapkan Presiden AS, Donald Trump. Garuda berkomitmen akan membeli pesawat senilai 3,2 miliar dolar AS atau setara Rp51,8 triliun hingga 2029.
Selain komitmen itu, pemerintah juga menawarkan proposal lain, mulai dari peningkatan impor produk pertanian dan energi, dan juga kelonggaran tarif bea masuk, hambatan non-tarif, dan sebagainya untuk AS.
Penawaran itu diberikan dengan harapan Trump menurunkan tarif impor resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia. Negosiasi pemerintah membuahkan hasil, karena Trump memangkas tarif resiprokal menjadi 19 persen untuk Indonesia.
Menurut Airlangga, tidak sepakatnya Garuda dengan Boeing soal DP terjadi saat Trump belum memangkas tarif menjadi 19 persen.
"Enggak, itu teknisnya sedang kita bahas, jadi itu sudah tidak menjadi isu lagi. Sekarang sudah murni komersial. Itu terjadi pada saat tarif kita 32 persen. Sesudah tarif kita turun 19 persen, maka semuanya menjadi lebih lancar," ucap Airlangga dalam konferensi pers usai sosialisasi tarif Trump.