Keren! Neraca Dagang RI Surplus 30 Bulan Berturut-turut

Jakarta, IDN Times - Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 5,67 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2022. Indonesia mencatatkan ekspor senilai 24,81 miliar atau naik 0,13 persen dibanding September 2022.
Sementara itu, impor tercatat senilai 19,14 miliar dolar AS atau turun 3,4 persen dibandingkan September 2022.
"Maka untuk neraca perdagangan Oktober 2022 ini mencatat surplus sebesar 5,67 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Oktober 2022 kalau kita lihat trennya ke belakang ini surplus selama 30 bulan berturut-turut," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto dalam rilis neraca perdagangan, Selasa (15/10/2022).
1. Kinerja ekspor Indonesia
BPS mencatat ekspor Indonesia pada Oktober 2022 naik 0,13 persen dibanding September 2022, yaitu dari 24,7 miliar dolar AS menjadi 24,8 miliar dolar AS. Sementara jika dibanding Oktober 2021, ekspor naik 12,30 persen.
Peningkatan ekspor Oktober 2022 dibanding September 2022 disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas 4,93 persen, yaitu dari 1,3 miliar dolar AS menjadi 1,3 miliar dolar AS, sedangkan ekspor nonmigas turun 0,14 persen dari 23,4 miliar menjadi 23,4 miliar dolar AS.
Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor hasil minyak 9,02 persen menjadi 324,6 juta dolar AS dan gas 8,34 persen menjadi 921,2 juta dolar AS, sedangkan ekspor minyak mentah turun 20,43 persen menjadi 129,3 juta dolar AS.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari–Oktober 2022 mencapai 244,14 miliar dolar AS atau naik 30,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, sementara ekspor kumulatif nonmigas mencapai 230,62 miliar dolar AS atau naik 30,61 persen.
2. Kinerja impor Indonesia
Nilai impor Indonesia Oktober 2022 mencapai 19,1 miliar dolar AS atau turun 673 juta dolar AS dibandingkan September 2022. Hal ini disebabkan oleh turunnya impor migas 62 juta dolar AS atau 1,81 persen dan nonmigas 611 juta dolar AS atau 3,73 persen.
Penurunan impor migas disebabkan oleh berkurangnya impor minyak mentah senilai 82,7 juta dolar AS atau turun 7,38 persen, walaupun impor hasil minyak dan gas naik masing-masing senilai 1 juta dolar AS atau 0,04 persen dan 19,7 juta dolar AS atau 6,7 persen.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari hingga Oktober 2022 mengalami peningkatan 43,1 miliar dolar AS atau 27,72 persen. Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya impor migas 15,2 miliar dolar AS atau 79,92 persen, dan nonmigas 27,8 miliar dolar AS atau 20,4 persen.
Kenaikan nilai impor migas dipicu oleh lonjakan impor minyak mentah 4,3 juta atau 82,15 persen, hasil minyak 9,9 miliar atau 93,36 persen, dan gas 1 miliar dolar AS atau 31,38 persen.
3. Neraca perdagangan migas masih defisit
Dijelaskan lebih lanjut, neraca perdagangan komoditas nonmigas masih mencatatkan surplus sebesar 7,66 miliar dolar AS, dengan komoditas pendukung surplus terbesar adalah bahan bakar mineral atau HS 27, lemak dan minyak hewan atau nabati HS 15, serta besi dan baja HS 72.
"Sedangkan neraca perdagangan komoditas migas ini tercatat defisit 1,99 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak," tambah Setianto.