Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi Pede Neraca Dagang dengan China Surplus Tahun Ini

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meyakini Indonesia pada tahun ini akan mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan China. Artinya nilai ekspor Indonesia ke China lebih besar dibandingkan nilai impornya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingat neraca perdagangan Indonesia dengan China pada 2014 defisit 13 miliar dolar AS. Kemudian 2021 lalu defisitnya sudah menjadi 2,4 miliar dolar AS.

"Tahun ini saya pastikan kita sudah surplus dengan RRT, saya pastikan itu, karena tadi raw material (bahan baku) yang tidak diekspor mentahan," katanya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia "Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rabu (7/9/2022).

Indonesia juga makin surplus dari sisi neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Dengan Negeri Paman Sam, surplus Indonesia pada 2021 adalah 3,3 miliar dolar AS, saat ini sudah menyentuh 14,4 miliar dolar AS.

1. Neraca dagang Indonesia surplus 27 bulan berturut-turut

Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Berkat setop ekspor barang mentah, dalam hal ini nikel, neraca dagang Indonesia mencatatkan kinerja yang positif. Neraca perdagangan Indonesia berhasil surplus selama 27 bulan berturut-turut.

"Contoh nikel, 7 tahun yang lalu, 6 tahun yang lalu ekspor kita kira-kira dari nikel itu hanya 1,1 miliar dolar AS, 2021 20,9 miliar dolar AS. Nilai tambah lompatannya 19 kali," sebutnya.

Indonesia juga mulai melakukan hilirisasi pada hasil tambang lainnya, misalnya saja tembaga. Saat ini sedang dibangun smelter di Gresik untuk mengolah tembaga sehingga nilai tambahnya meningkat.

"Nanti setelah Gresik beroperasi, operasional 2024, kelihatan berapa nilai tambah dari copper (tembaga) yang sudah lebih dari 50 tahun kita ekspor mentahan, raw material, begitu juga nanti untuk bauksit setop, kira-kira mungkin akan muncul angka-angka di atas 30 miliar dolar AS, entah dari nikel, entah copper, entah dari bauksit," sebut Jokowi.

2. Jokowi siap setop ekspor timah tahun ini

PT Timah Tbk (TINS). dok (Timah.com)

Pemerintah terus mendorong hilirisasi, sudah dilakukan terhadap berbagai komoditas termasuk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Bahkan pemerintah berencana untuk menyetop ekspor timah pada tahun ini demi mendorong hilirisasi.

"Jadi kalau kemarin 3 tahun yang lalu kita setop (ekspor) nikel dan kita bangun industrinya di dalam negeri kelihatan mulai tampak hasilnya, mungkin nanti tahun ini setop (ekspor) timah, tahun depan setop bauksit, tahun depannya lagi setop copper, tembaga ya kan hasilnya kelihatan," tuturnya.

3. Indonesia tidak perlu takut digugat di WTO

Ilustrasi WTo (caixin.com)

Menurutnya, Indonesia tidak perlu takut jika menyetop ekspor akan digugat di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sebab, tujuannya untuk kepentingan nasional.

Misalnya saja nikel yang berhenti diekspor oleh Indonesia kemudian digugat ke WTO. Indonesia tidak perlu cemas jika kalah gugatan karena industrinya di dalam negeri sudah terbangun.

"Kenapa kita harus takut dibawa ke WTO kalah? kalah gak apa-apa, syukur bisa menang. Tapi kalah pun gak apa-apa, industrinya udah jadi. Ini memperbaiki tata kelola kok dan nilai tambah itu ada di dalam negeri," tambah Jokowi.

Share
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us