Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Neraca Dagang RI Surplus Terus, Tapi Masih Defisit ke China

Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia telah mengalami surplus selama 20 bulan berturut-turut. Sayangnya, jika dilihat kinerja ekspor dan impor dengan beberapa negara, ternyata Indonesia masih mengalami defisit dengan China.

Pada Desember 2021, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai 22,38 miliar dolar AS, dan impor 21,36 miliar dolar AS. Dengan demikian, neraca perdagangan di bulan Desember 2021 surplus 1,02 miliar dolar AS.

1. Neraca dagang Indonesia masih keok dengan China

ilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski neraca perdagangan Indonesia lagi-lagi mengalami surplus, jika dilihat menurut negara, neraca perdagangan nonmigas Indonesia masih defisit dengan China sebesar 1,13 miliar dolar AS pada Desember 2021 ini.

Adapun nilai ekspor nonmigas ke China pada Desember 2021 sebesar 5,1 miliar dolar AS, sedangkan nilai impor nonmigasnya lebih besar, yakni 6,23 miliar dolar AS.

2. Ada peningkatan impor nonmigas dari China hingga 456 juta dolar AS

Ilustrasi ekspor impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada Desember 2021, BPS mencatat impor nonmigas dari China mengalami peningkatan hingga 456,8 juta dolar AS dibandingkan November 2021. Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan peningkatan impor terjadi pada barang dengan HS 2 digit.

"Komoditas yang dari China di antaranya kontribusi terbesar HS 84 (mesin, perlatan mekanis dan bagiannya), HS 85 (mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya), dan HS 31 (Pupuk). Inilah ketergantungan kita dengan China di Desember 2021," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (17/1/2022).

Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke China turun sebesar 310,4 juta dolar AS pada Desember 2021 dibandingkan bulan sebelumnya.

"Yang menyebabkan kita turun cukup tinggi ke China disebabkan karena menurunnya ekspor bahan bakar mineral (HS 27), dan juga lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15)," ucap Margo.

3. RI impor terbesar dari China

ilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

BPS juga mencatat di Desember 2021 ada 10 negara yang menjadi pangsa impor nonmigas terbesar bagi Indonesia. Margo mengatakan pangsa impor terbesar adalah China yang kontribusinya mencapai 34,68 persen.

Di sisi lain, China juga menjadi pangsa ekspor nonmigas terbesar pada Desember 2021, dengan kontribusi hingga 23,97 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us