Nestlé Pangkas 16 Ribu Pekerja demi Efisiensi Global

- Pengurangan tenaga kerja mencakup 5,8 persen dari total karyawan.
- Target penghematan biaya dinaikkan sebagai bagian dari strategi transformasi.
- Perubahan kepemimpinan dan tantangan perusahaan di tengah pasar global.
Jakarta, IDN Times - Nestlé, perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia, mengumumkan rencana pemangkasan 16 ribu pekerja secara global dalam dua tahun ke depan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi penghematan biaya dan upaya mempercepat transformasi perusahaan di bawah kepemimpinan CEO baru, Philipp Navratil.
Pada Kamis (16/10/2025), CEO baru Nestlé tersebut menyatakan bahwa pemangkasan pekerjaan adalah keputusan sulit namun diperlukan demi menjaga daya saing. Skema penghematan yang diupayakan pun dinaikkan menjadi 3 miliar franc Swiss (Rp62,8 triliun), dari target sebelumnya 2,5 miliar franc Swiss (Rp52,3 triliun) hingga akhir 2027.
1. Pengurangan tenaga kerja mencakup 5,8 persen dari total karyawan
Philipp Navratil mengumumkan bahwa 16 ribu posisi yang akan dihapuskan setara dengan 5,8 persen dari sekitar 277 ribu karyawan Nestlé di seluruh dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 12 ribu pekerjaan berada di sektor white-collar, sedangkan 4 ribu lainnya berasal dari lini produksi dan rantai pasok.
“Dunia sedang berubah dan Nestlé harus berubah lebih cepat. Ini termasuk keputusan sulit tapi diperlukan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja,” ujar Navratil, dilansir The Guardian.
Pemangkasan ini dilakukan dengan memperhatikan transparansi dan penghormatan terhadap karyawan yang terdampak.
2. Target penghematan biaya dinaikkan sebagai bagian dari strategi transformasi
Selain mengumumkan pemangkasan pekerjaan, Nestlé juga menaikkan target penghematan biaya menjadi 3 miliar franc Swiss (Rp62,8 triliun), naik dari target sebelumnya 2,5 miliar franc Swiss (Rp52,3 triliun). Target ini akan dicapai melalui efisiensi operasional, transformasi digital, dan pemanfaatan otomatisasi di produksi serta logistik.
Menurut laporan resmi, program efisiensi ini juga bertepatan dengan kenaikan volume penjualan organik Nestlé sebesar 3,3 persen pada sembilan bulan pertama 2025, didukung oleh kenaikan harga produk kopi dan cokelat. CEO Navratil percaya bahwa investasi pada inovasi dan otomatisasi adalah kunci untuk memperkuat posisi pasar perusahaan.
3. Perubahan kepemimpinan dan tantangan perusahaan di tengah pasar global
Navratil, yang baru menduduki jabatan CEO sejak awal September 2025, menggantikan Laurent Freixe yang dipecat akibat pelanggaran kebijakan perusahaan. Penunjukan Navratil disertai dengan pengunduran diri Ketua Dewan, Paul Bulcke, yang digantikan oleh mantan CEO Inditex, Pablo Isla.
“Kami membangun budaya kerja yang berfokus pada performa, tidak menerima kehilangan pangsa pasar, dan menghargai kemenangan,” kata Navratil, dilansir India Today.
Perubahan ini muncul di tengah tantangan berupa penurunan penjualan sebesar 1,9 persen dalam sembilan bulan pertama 2025, serta pergeseran konsumen ke produk berbasis tanaman dan berkelanjutan.