Terus Merugi, KFC Indonesia (FAST) Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Karyawan
- Kontrak sewa berakhir dan kinerja rendah pasca-COVID.
- Penutupan tidak permanen, relokasi untuk meningkatkan transaksi dine in.
- Relokasi atau penggantian gerai lama yang tidak berpotensi mendapatkan sales yang baik.
- KFC alami kerugian keuangan FAST hingga semester I-2025, di mana pendapatan turun 3,21% menjadi Rp2,4 triliun.
Jakarta, IDN Times - Emiten pengelola jaringan restoran ayam cepat saji, KFC di Indonesia yakni PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mengungkapkan telah menutup belasan gerai dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya.
"Sampai bulan September 2025 kita sudah menutup 19 gerai. Kemudian, ada berapa banyak karyawan yang terhimbas PHK? Kita ada sekitar 400 karyawan yang terimbas dengan PHK," ujar Direktur Fast Food Indonesia, Wachjudi Martono dalam public expose, Kamis (2/10/2025).
Adapun jika mengacu pada laporan keuangan pada kuartal II-2025, FAST telah mengoperasikan 698 gerai restoran KFC di Indonesia.
1. Penyebab penutupan gerai KFC
Lebih lanjut Wachjudi menjelaskan, penutupan gerai KFC dilakukan lantaran dua faktor utama. Pertama, adanya kontrak sewa yang telah berakhir sehingga restoran mesti ditutup. Alasan kedua adalah ada beberapa gerai yang tidak kunjung menunjukkan pemulihan kinerja secara signifikan sejak 2020 atau pascapandemik COVID-19.
Meski begitu, Wachjudi menegaskan, penutupan gerai tak selalu bersifat permanen. Sejak 2023-2025, FAST juga aktif dalam melakukan relokasi gerai KFC.
"Kalau kita melihat bahwa daerah tersebut masih mempunyai power yang baik, market yang baik, penutupan itu tidak hanya tidak permanen, tapi kita lakukan sementara di mana kita mencoba mencari lokasi yang lebih baik. Tentunya, kenapa kita pindahkan lokasi, karena kita mengharapkan aktivitas transaksi dine in akan meningkat," tutur Wachjudi.
2. Strategi ekspansi yang akan dilakukan FAST
Kendati begitu, Wachjudi mengatakan pihaknya akan tetap melakukan strategi ekspansi pada masa mendatang. Menurut dia, hal itu tetap penting dilakukan mengingat perusahaannya bergerak dalam model bisnis quick service restaurant dan keberadaan gerai restoran merupakan satu hal utama dalam bisnisnya.
"Ke depannya kita akan tetap melakukan ekspansi usaha dalam bentuk pembukaan gerai-gerai baru dan juga bentuk pembukaan gerai-gerai baru di mana yang sifatnya relokasi atau menggantikan gerai-gerai yang lama yang sudah tidak berpotensi untuk mendapatkan sales yang baik," ujar Wachjudi.
3. FAST masih bukukan kerugian hingga semester I-2025
Dari sisi kinerja keuangan, FAST masih terus mengejar profit di tengah banyaknya tantangan bisnis seperti pandemik COVID-19 pada 2020, aksi boikot, dan pelemahan daya beli masyarakat. Berdasarkan laporan keuangannya, FAST membukukan pendapatan sebesar Rp2,4 triliun per semester I-2025. Angka tersebut menurun 3,21 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,48 triliun.
Di sisi lain, FAST juga masih menderita kerugian sepanjang enam bulan pertama tahun ini sebesar Rp138,75 miliar. Meski begitu, rugi tersebut menyusut dari periode sama 2024 yang mencapai Rp348,83 miliar.
