Nissan Bakal Pangkas Kepemilikan Saham di Renault untuk Danai Inovasi

- Nissan akan memangkas kepemilikan saham di Renault dari 15 persen menjadi 10 persen untuk mendukung investasi strategis dalam pengembangan produk.
- Nissan menghadapi tekanan finansial dengan kerugian tahunan besar, sehingga melakukan pemangkasan pekerjaan dan penutupan pabrik global demi efisiensi biaya.
Jakarta, IDN Times - Nissan Motor Co. berencana mengurangi kepemilikan saham di mitra lamanya, Renault SA guna mendukung strategi restrukturisasi keuangan. CEO Nissan, Ivan Espinosa, dalam wawancara dengan Nikkei menyebut langkah ini sebagai upaya mempercepat inovasi dan memperkuat daya saing global perusahaan.
Penjualan sebagian saham di Renault ditargetkan menghasilkan sekitar 100 miliar yen (Rp11,2 triliun), yang akan digunakan untuk mendanai pengembangan kendaraan, khususnya model crossover dan SUV yang laris di pasar Amerika Serikat (AS).
1. Alasan di balik pengurangan saham
Nissan akan memangkas kepemilikan saham di Renault dari 15 persen menjadi 10 persen. Penjualan 5 persen saham ini bertujuan memperkuat struktur keuangan dan mendukung investasi strategis dalam pengembangan produk.
“Kami harus bertindak cepat untuk memperbaiki struktur keuangan kami. Penjualan saham Renault akan memberikan sumber daya untuk investasi strategis,” ujar Espinosa, dilansir Nikkei Asia.
Langkah ini juga mencerminkan dorongan Nissan untuk lebih mandiri secara finansial, meski kerja sama dalam proyek seperti kendaraan listrik tetap berjalan. Selain itu, Nissan juga mempertimbangkan menjual aset lain, termasuk saham di AESC Group, demi memperkuat likuiditas.
2. Tantangan keuangan dan restrukturisasi
Nissan sedang menghadapi tekanan finansial setelah mencatatkan salah satu kerugian tahunan terbesar dalam sejarahnya. Pada Selasa (13/5), perusahaan mengumumkan pemangkasan 11 ribu pekerjaan dan penutupan tujuh pabrik global demi efisiensi biaya senilai 500 miliar yen (Rp56,4 triliun).
“Kami tidak bisa terus bergantung pada volume penjualan. Kami harus fokus pada profitabilitas dan efisiensi,” ujar Espinosa dalam konferensi pers, dikutip CNBC.
Penutupan fasilitas, termasuk pabrik Oppama di Jepang, dilakukan untuk mengurangi biaya tetap. Namun, tantangan tetap ada, terutama dengan lini produk yang menua dan kegagalan merger dengan Honda di awal 2025.
3. Hubungan dengan Renault dan masa depan aliansi
Meski memangkas saham, Nissan menegaskan aliansi dengan Renault dan Mitsubishi tetap strategis. Proyek kolaborasi seperti kendaraan listrik dan teknologi otonom akan terus dilanjutkan.
“Kami tidak melemahkan aliansi, tetapi menyesuaikan struktur modal untuk kebutuhan kami saat ini,” ujar Espinosa.
Langkah ini sejalan dengan konsolidasi sebelumnya, termasuk penjualan saham bisnis patungan di India kepada Renault dan penyederhanaan operasi di Meksiko serta Argentina. Namun, pengurangan saham menimbulkan spekulasi tentang arah aliansi di masa depan.
Melansir BBC, analis pasar menilai Nissan berupaya membuka peluang kemitraan baru, termasuk dengan Toyota atau perusahaan lain.